TEMPO.CO, Jakarta -Separuh penduduk Jakarta ternyata masih menumpang di rumah keluarga. Hal itu tertuang dalam hasil survei yang dilakukan oleh Rumah123.com.
Menurut Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, dari data yang diperoleh sebanyak 45 persen penduduk Jakarta tinggal di rumah warisan keluarga. “Meski berlabel rumah sendiri, hunian tersebut berasal dari warisan keluarga,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 17 Mei 2018.
Ignatius mengatakan, survei yang dilakukan oleh Business Intellegent Rumah123, meyebutkan orang-orang yang memiliki penghasilan bulanan di bawah atau di atas Rp 10 juta, masih kesulitan membayar uang muka pembelian rumah.
Berdasarkan data, besaran uang muka menjadi masalah semua kelompok penghasilan. “Jadi kurang tepat jika berpikir hanya mereka yang berpenghasilan kecil yang kesulitan menyediakan dana untuk pembayaran uang muka,” tutur Ignatius.
Alasan sulitnya orang dengan pengasilan di atas Rp 10 juta untuk membayar uang muka rumah, kata Ignatius, disebabkan banyaknya utang yang melilit mereka. Sebagian besar terbelit cicilan untuk gaya hidup seperti kartu kredit, kredit tanpa agunan dan keredit kendaraan bermotor.
Dalam survei tersebut, Rumah123.com juga menemukan bahwa 60,32 persen generasi milenial di usia 22-28 tahun mencari hunian sebagai bentuk nvestasinya. Sementara sebanyak 39,68 persen lainnya belum berencana mencari hunian. “Setidaknya ada 75 persen generasi milenial di usia 29-35 tahun yang mulai mencari rumah untuk investasi,” ujar Ignatius.
Survi tersebut melibatkan 1.922 reponden yang berdomisili di Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di pulau jawa. Periode pengambilan data tersebut berlangsung dari 13 Maret – 27 April 2018.