TEMPO.CO, Jakarta - Teror bom Surabaya dan Sidoarjo yang terjadi beberapa waktu lalu belum berdampak pada penurunan jumlah wisatawan ke Jawa Timur.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Jawa Timur (Jatim) Dwi Cahyono mengatakan sampai saat ini belum ada informasi dari pelaku industri wisata di provinsi tersebut terkait pembatalan dari wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara. “Bahkan, travel warning dari beberapa negara pun belum berdampak saat ini,” ujarnya pada Rabu, 16 Maret 2018.
Baca juga: Bom Surabaya, Perusahaan Perjalanan Wisata di NTT Ketar-ketir
Wisatawan domestik yang telah memesan tiket kereta api maupun pesawat juga disebut tetap melanjutkan kunjungan. Aktivitas di hotel juga diklaim masih normal meski wisatawan diakui agak menahan diri dalam hal pemesanan kamar. “Pada waktu aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Gubernur Jatim bahkan ada acara di Hotel Marriot dengan pelaku industri wisata,” ucap Dwi.
Namun, kegiatan pariwisata pada masa Ramadan diperkirakan akan sepi karena biasanya menjadi periode low season bagi industri pariwisata. Yang jelas, lanjutnya, aparat keamanan mesti segera menyelesaikan aksi terorisme yang terjadi. Jika penanganannya berlarut-larut dan terus menjadi perhatian media, maka hal itu diyakini bakal berdampak terhadap industri pariwisata.
Baca juga: Travel Advisory Pasca Bom Surabaya, Ini Kata Menteri Pariwisata
Opini serta hoax di media sosial yang berisi pesan mencekam sehingga membuat wisatawan takut datang ke Jatim serta Indonesia secara keseluruhan pun mesti cepat diatasi. Dwi berharap penanganan terhadap masalah terorisme seperti aksi teror bom Surabaya dan Sidoarjo dan hoax di media sosial tidak setengah-setengah. Dia optimistis hal itu bisa ditangani aparat keamanan karena revisi UU Anti Terorisme akan segera diterbitkan.
“Saya optimistis industri pariwisata punya daya resistensi terhadap aksi-aksi terorisme, ini karena masyarakat, yakni wisatawan, sudah semakin dewasa dalam menyikapi kasus-kasus tersebut,” tuturnya.