TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat nilai ekspor April 2018 sebesar US$ 14,47 miliar. Angka ini turun sebesar 7,18 persen dibanding periode Maret 2018, US$ 15,59 miliar. Namun angka ini tumbuh 9,01persen secara tahunan (yoy).
"Penurunan ini terjadi karena penurunan ekspor, baik di sektor migas maupun non migas," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Q1 2018 Tumbuh 5,06 Persen
Suhariyanto menjelaskan, rincian nilai ekspor tersebut terdiri atas ekspor minyak dan gas (migas) US$ 1,19 miliar atau turun 11,32 persen dari Maret 2018. Sementara ekspor nonmigas tercatat US$ 13,28 miliar atau turun 6,80 persen dibanding Maret 2018.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2018 terhadap Maret 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$416,4 juta (18,18 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$72,5 juta (12,59 persen).
Sementara penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak 3,60 persen menjadi US$115,6 juta serta ekspor minyak mentah turun 39,05 persen menjadi US$ 281,2 juta.
"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2018 mencapai US$ 58,74 miliar atau meningkat 8,77 persen dibanding periode yang sama pada 2017," ujar Kepala BPS tersebut.