TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dalam perdagangan pagi hari ini melemah 0,33 persen atau 46 poin ke Rp 14.019 per dolar AS setelah sebelumnya dibuka di level Rp 13.990 per dolar AS. Kurs rupiah pada pagi ini melemah bila dibandingkan pada kurs tengah Bank Indonesia kemarin Rp 13.976.00 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail, memprediksi pergerakan rupiah atas dolar AS pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi rilis data kinerja perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). “Rupiah diperkirakan bergerak stabil hari ini didorong kemungkinan positifnya neraca perdagangan di bulan April sebesar US$ 500 juta-US$ 700 juta,” katanya seperti dikutip dari riset, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca: Bukan Bom Surabaya, Faktor Ini Dituding yang Melemahkan Rupiah
Mikail memperkirakan rupiah pada perdagangan hari ini bergerak di rentang Rp 13.950- Rp 14.000 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS diperkirakan bergerak menguat di level 92,5-93 didorong meningkatnya yield US Treasury sebesar 2 basis poin pada Senin menjadi 2,99 persen untuk tenor 10 tahun. Kenaikan yield tersebut didorong oleh defisit anggaran pemerintahan AS yang kemungkinan lebih dari US$ 1 triliun di akhir 2019.
Sementara itu, Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa pelemahan rupiah pada waktu lalu masih wajar karena terkait dengan penguatan dolar AS belakangan ini. "Sentimen yang mempengaruhi pada umumnya dari isu global," ujarnya.
Kurs rupiah melemah di saat pergerakan mata uang lainnya di Asia cenderung bervariasi, dengan baht Thailand memimpin penguatan dengan apresiasi 0,36 persen, disusul dolar Singapura yang menguat 0,31 persen. Adapun rupee India melemah paling tajam di antara kurs lain di Asia dengan depresiasi 0,22 persen dan disusul yen Jepang yang melemah 0,17 persen.