TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau pelaku industri jasa keuangan untuk tetap tenang kendati teror bom terjadi pada akhir pekan lalu. Pelaku industri jasa keuangan juga diminta tetap beraktivitas normal meskipun status Jakarta siaga 1.
"Kami mengimbau seluruh pelaku industri jasa keuangan untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal mengingat secara fundamental perekonomian Indonesia masih terjaga dengan baik," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Budi Armanto di Jakarta, Senin, 14 Mei 2018. Aparat keamanan pun telah menangani situasi dan terus menjaga stabilitas kondisi keamanan setelah adanya teror di Depok, Surabaya, maupun Sidoarjo.
Baca: Agar Usaha Kondusif, Apindo Minta Kasus Teror Bom Dituntaskan
Adapun Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai aksi terorisme yang terjadi dalam seminggu terakhir tidak akan menimbulkan dampak negatif dalam jangka waktu lama apabila disikapi dengan tepat. "Sekarang bagaimana menyikapi dan mengatasinya," ujarnya.
Artinya, menurut Bambang, setiap pemangku kebijakan harus bisa membuktikan bahwa sebenarnya Indonesia itu aman, kondusif. "Kalau bisa dibuktikan, saya rasa tidak akan ada gangguan jangka panjang terhadap investasi maupun pariwisata," katanya.
Kendati demikian, Bambang menuturkan bahwa aksi terorisme tersebut akan memengaruhi sektor pariwisata, apalagi sejumlah negara mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning ataupun travel advice. "Hal itu menimbulkan dampak pada pariwisata, atau travel warning, ya. Tinggal bagaimana menyikapi ini. Harus dilawan memang," katanya.
Khusus untuk Kota Surabaya, Jawa Timur, yang sering menjadi tempat gelaran pertemuan besar ekonomi syariah, Bambang mengatakan bahwa teror bom yang terjadi di kota tersebut tidak ada korelasinya dengan pengembangan keuangan syariah itu sendiri.
ANTARA