TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memberi tenggat waktu penghentian sementara sejumlah proyek konstruksi yang berpotensi menghambat kelancaran mudik Lebaran tahun ini, seperti jalur tol Cikampek. Tol Jakarta-Cikampek menjadi yang paling diawasi mengingat banyaknya proyek dibangun di ruas tersebut.
Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pandu Yunianto, mengatakan penghentian proyek dimulai sejak H-10 hari raya Lebaran, yakni 5 Juni 2018. "Berhenti sampai H+10. Pasti akan ada inspeksi lapangan dari pemerintah dan Polri di waktu-waktu tersebut," kata Pandu pada Tempo, Senin 14 Mei 2018.
Tol Jakarta-Cikampek dinilai vital karena kerap dijadikan akses utama keluar ibu kota oleh mayoritas pemudik. Penanganannya, menurut Pandu, lebih rumit dari akses lain, seperti Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, yang hanya membutuhkan rekayasa lalu lintas.
Simak: Lebaran 2018, Kendaraan Pribadi di Tol Cikampek Dibatasi
Menurut Pandu, ruas Jakarta-Cikampek tak bisa digunakan optimal saat proyek berjalan. Badan jalan di ruas sepanjang 73 kilometer itu terkikis oleh pembatas kerja proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated. Sisi luar tol pun menyempit oleh pengerjaan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengaku sudah menghubungi kontraktor Tol Jakarta-Cikampek Elevated, yakni PT Waskita Karya (persero) Tbk, terkait penghentian proyek. Salah satu aktivitas proyek yang paling memicu kemacetan adalah manuver kendaraan pengangkut balok beton. "Mereka sudah setuju, soal pemindahan papan pembatas dan stop aktivitas kendaraan material," katanya.
Budi pun meminta PT Jasa Marga (persero) Tbk selaku pengelola tol tersebut untuk mengoptimalkan lajur kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek. "Sekarang tiga lajur (efektif untuk kendaraan) karena satuya terganggu proyek. Nanti blokade kita buka, jadi empat lagi."
Pengiriman material diperkirakan berhenti lebih cepat karena masa cuti bersama yang dimulai pada 11 Juni mendatang. Kemenhub pun mengeluarkan edaran terkait larangan aktivitas kendaraan berat pada 12-14 Juni, serta pada 22-24 Juni 2018.
Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Agus Setiawan, belum bisa memastikan empat lajur di Tol Cikampek akan sepenuhnya steril dari pembatas proyek. "Kerapiannya kami sesuaikan, karena ada lokasi tertentu yang menyempit karena kebutuhan proyek," ujarnya pada Tempo.
General Superintendent PT Waskita Karya Jakarta-Cikampek Elevated, Fatkhur Rozaq, memastikan proyek dihentikan sesuai waktu yang ditentukan pemerintah. "Persiapan di lapangan sudah dimulai dan ada perbaikan jalan juga," ucapnya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga memperkuat layanan non-tunai di gerbang tol. Kepala Panitia Pelelangan Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PU, Eka Pria Anas, mengatakan pihaknya menambah perangkat pembaca kartu (mobile reader) untuk transaksi dan isi ulang saldo (top up).
Wakil Ketua Umum bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, Kyatmaja Lookman, mengatakan truk barang, termasuk pengangkut material, masih akan beraktivitas pada 15-17 Juni yang merupakan masa Idul Fitri 2018. Namun, jumlahnya kecil dan diperkirakan tak menggunakan tol. "Tergantung masing-masing perusahaan. Tapi, pasti ada biaya tambahan untuk waktu lembur supir."