TEMPO.CO, JAKARTA - Menjelang ramadan Kamis, 17 Mei 2018 mendatang pemerintah terus berupaya memberi jaminan kepada masyarakat agar harga pangan terkendali. Harga pangan yang terkendali bisa berdampak positif terhadap daya beli masyarakat yang secara tren konsumsi masyarakat melonjak. Namun, bukan berarti ancaman fluktuasi harga pangan bisa diatasi dengan mudah.
Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina tak menampik perlu usaha dan koordinasi antar lembaga untuk bisa menjaga harga pangan. Mayoritas pangan memang sudah stabil, tapi kata dia harganya masih banyak diatas yang inginkan atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi. “Perlu kami pastikan lagi agar benar-benar sesuai dengan eceran tertinggi,” kata Srie usai rapat koordinasi harga pangan dengan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota, Senin 14 Mei 2018.
Simak: Megawati: Harusnya Kedaulatan Pangan, Bukan Ketahanan
Di tempat terpisah, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan fluktuasi harga pangan strategis sulit dijaga lantaran pemerintah tak memiliki data pangan yang baik. Luas lahan, produksi beras yang ada selalu tak sesuai dengan harga yang tercipta di pasaran. Karena itu pemerintah kerap impor, karena aksi tersebut meski tak populer efektif meredam harga pangan.
Pantauan Tempo di beberapa pasar tradisional dan ritail modern, sejumlah komoditas pangan masih cukup tinggi. “Ayam sekilonya tadinya cuma Rp 20-22 ribu sudah Rp 30 ribu, biasa begini kalau lebaran,” ujar Abdul Sukur, salah satu pedagang beras di Pasar Rawasari, Jakarta. Adapun pantauan harga di salah satu ritel besar di kawasan Cempaka Putih harga ayam sudah tembus Rp 33 ribu per kilo.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan harga daging dan telur ayam tak sesuai batasan pemerintah sebesar Rp 18 ribu karena adanya kenaikan bahan baku pangan. “Ongkos produksi jadi naik Rp 150 per gram, produksi sih tidak begitu pengaruh masih sesuai target 310 juta ekor,” ujar Singgih.
Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia Roy Mandey mengatakan sebenarnya pasokan pangan aman dan bisa ditingkatkan. “Tapi kalau dollar menguat akan berpengaruh kebeberapa komoditas yang masih banyak impor,” kata Roy.
Beberapa komoditas pangan yang mayoritas didatangkan dari impor ialah bawang putih dan kedelai. Adapun, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang masih sesuai Harga Eceran Tertinggi. Ketua Koperasi PIBC Zulkifly Rasyid mengatakan harga beras medium masih di kisaran Rp 8.700- 9.000 per kilogram.