TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, memperkirakan sejumlah teror bom yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, tidak akan terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Saya percaya masyarakat di Indonesia sudah matang dan hal itu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang kami prediksikan memang akan terjadi peningkatan," kata Rino, di Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.
Lebih jauh Rino juga optimistis bahwa aksi teror tersebut tidak akan menimbulkan kemunduran (setback). Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini dinilai cukup baik. "Bagi para pelaku usaha, harus resilient terhadap ini," ujarnya.
Baca: Agar Usaha Kondusif, Apindo Minta Kasus Teror Bom Dituntaskan
Pernyataan ini merespons terjadinya serangkaian teror bom setelah beberapa ledakan terjadi di Surabaya, Ahad pagi, 13 Mei 2018. Ketiga gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Raya Arjuna.
Kemudian pada Senin pagi, sekitar pukul 08.50 WIB, terjadi ledakan susulan. Ledakan bom berikutnya terjadi di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur.
Rino menyebutkan bahwa Standard Chartered memiliki tiga cabang di Surabaya dan semuanya masih tetap melayani nasabah. Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia, Bambang Simarno mengatakan bahwa pihaknya masih akan terus memonitor kondisi keamanan di Surabaya. "Sejak ada kejadian, kami memastikan tiga cabang masih beroperasi normal dan melayani nasabah. Kami juga akan terus memonitor situasi," kata Bambang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani sebelumnya mendorong pemerintah untuk mempercepat penyelesaian hukum kasus teror bom guna menciptakan situasi yang lebih kondusif iklim usaha. Hal itu harus dilakukan merespons isu terorisme yang belakangan marak dan dikhawatirkan berdampak buruk bagi perekonomian.
“Sekarang yang penting masih dikejar (pelaku), segera diungkapkan. Proses hukum juga dipercepat," ujar Hariyadi, Ahad, 13 Mei 2018. "Banyak juga yang sudah proses hukum, tinggal difinalkan kondisi (keputusannya) seperti apa."
Lebih jauh Hariyadi menyebutkan hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga kepercayaan pasar. Caranya adalah dengan mempercepat pengusutan terhadap maraknya kasus teror bom yang terjadi belakangan ini. Selain itu, dia pun menghimbau pelaku usaha untuk tidak panik menghadapi situasi ini.
ANTARA