TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersiaga mencegah obyek vital di sektor ESDM jatuh ke tangan teroris seusai serentetan aksi bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan pihaknya tengah mendiskusikan rencana pengetatan pengamanan sejumlah obyek vital.
"Karena sudah ada instruksi pengamanan (dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya) untuk siaga, nah, ini sedang kami koordinasikan," ucap Arcandra di Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Mei 2018.
Arcandra berujar, beberapa obyek vital yang akan semakin diperketat pengamanannya adalah blok migas dan kilang pembangkit.
Simak: BNPT dan Kementerian ESDM Amankan Aset dari Ancaman Teroris
Obyek vital seperti sumur migas berpotensi menjadi target teroris. Di Suriah, teroris menguasai obyek vital seperti sumur migas untuk mendapatkan sumber pendanaan.
Selain di blok migas dan kilang pembangkit, Arcandra menuturkan pengamanan dilakukan di wilayah kantor ESDM yang tersebar di Jakarta.
"Pengetatan keamanan yang sudah terlihat mungkin di beberapa Kementerian ESDM. Kami melakukan beberapa kegiatan inisiatif untuk menjaga fasilitas tempat kami bisa terjaga," ucap Arcandra.
Ledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Ahad, 13 Mei 2018, diketahui dilakukan satu keluarga yang diduga merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka diketahui menggunakan jenis bom yang berbeda dalam aksinya. "Semua adalah serangan bom bunuh diri, cuma jenis bomnya berbeda," kata Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian di Surabaya, Ahad, 13 Mei 2018.
Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela pada pukul 06.30 WIB. Menurut Tito, bom yang digunakan adalah bom yang dipangku. "Kami belum paham jenis bom pastinya," ucap Tito. Untuk memastikannya, pihak Laboratorium Forensik Polri sedang melakukan pengecekan. Tito menuturkan hal ini juga dilakukan untuk mengetahui bahan peledak yang digunakan para pelaku.
Arcandra sendiri belum mengungkapkan adanya pengamanan khusus untuk obyek vital sektor ESDM di Surabaya. "Sesuai dengan yang diperintahkan. Dikatakan siaga I, ya kami siaga I," ujar Arcandra sambil bergegas menuju mobilnya.