TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail memperkirakan sentimen mengenai serangan teror bom Surabaya bakal berdampak terbatas bagi pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini.
Saat ini nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp 13.968 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.943 per dolar AS. Pelemahan kurs rupiah ini merefleksikan ekspektasi inflasi di Amerika Serikat yang rendah menyusul data impor bulan April di bawah ekspektasi menahan laju dolar AS lebih tinggi.
Baca: Bom Surabaya, Bos BEI Yakin Pasar Modal Tak Terganggu karena...
Mikail menambahkan bahwa obligasi Amerika Serikat yang turun sebesar menjadi 2,97 persen juga dapat menjadi faktor yang menahan pergerakan dolar AS. "Pergerakan nilai tukar rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS," katanya, Senin, 14 Mei 2018.
Selain itu, salah satu faktor yang menjaga nilai tukar rupiah yakni kemungkinan dinaikkannya tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) dalam waktu dekat.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa adanya hubungan positif antara suku bunga dengan nilai mata uang membuat pergerakan rupiah relatif stabil. "Laju rupiah diharapkan dapat kembali bergerak positif dengan memanfaatkan rencana BI tersebut," katanya.
Sebelumnya Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio yakin teror bom Surabaya berupa bom bunuh diri di tiga gereja pada Ahad, 13 Mei 2018, tidak terlalu berpengaruh besar pada aktivitas di pasar modal. Salah satunya karena perusahaan-perusahaan yang masuk dalam LQ45 menunjukkan kinerja solid.
"Secara fundamental, perusahaan yang tercatat tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal pertama 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Tito Sulistio, seperti dikutip Kepala BEI Perwakilan Ambon Roberto Dachi di Ambon, Ahad, 13 Mei 2018. Oleh karena itu ia optimistis kinerja saham tak terpengaruh oleh rentetan teror bom Surabaya.
ANTARA