TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi harga properti residensial pasar primer di Bali berpotensi kembali tumbuh pada triwulan kedua tahun ini setelah pada triwulan pertama mengalami pelambatan berdasarkan survei yang digelar bank sentral itu.
"Kami mencatat hasil survei yang menyebutkan pertumbuhan perkiraan harga properti residensial mencapai 0,78 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu, 12 Mei 2018.
Baca: Selamatkan Rupiah, Desakan Agar BI Naikkan Suku Bunga Menguat
Menurut dia, survei menunjukkan peningkatan harga tertinggi pada triwulan kedua tahun ini diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah yang mencapai 1,24 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Rumah tipe kecil dan besar masing-masing juga diperkirakan tumbuh 0,43 persen dan 0,69 persen.
Dalam survei sebelumnya, harga properti pasar primer di Bali pada triwulan pertama tahun ini stagnan, bahkan mengalami penurunan, dengan indeks mencapai 185,23 dan pertumbuhan 0,75 persen dibanding tahun lalu dan menurun minus 0,04 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Dalam survei itu, penurunan paling tajam terjadi pada harga rumah tipe kecil dengan tingkat pertumbuhan minus 1,49 persen, diikuti oleh tipe besar mencapai minus 0,49 persen dan rumah tipe menengah minus 0,26 persen.
Sementara itu, perumahan sekunder di wilayah Denpasar dan sekitarnya relatif belum menunjukkan perubahan yang signifikan pada triwulan pertama 2018.
"Rendahnya aktivitas transaksi pada awal tahun terlihat dari pergerakan harga rumah sekunder yang relatif stagnan dan tidak mengalami perubahan dibanding triwulan sebelumnya," ucap pria yang akrab disapa CIK itu.
Berdasarkan wilayahnya, secara umum, pergerakan harga di wilayah Denpasar relatif melambat, tapi harga mulai terlihat bergerak, khususnya di Denpasar Timur, Denpasar Utara, dan Kuta Selatan.
Baca berita tentang Bank Indonesia di Tempo.co.