TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air Group belum berencana melakukan pengalihan penerbangan yang terganggu asap dan abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan aktivitas penerbangan Lion Air Group akan menyesuaikan dengan keputusan otoritas bandar udara.
"Alasan tersebut untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan," ujar Danang saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 12 Mei 2018. Seperti diketahui, erupsi Gunung Merapi terjadi pada Jumat, 11 Mei 2018, pada pukul 07.32 WIB.
Baca: Gunung Merapi Meletus, Citilink Siapkan Rencana Tanggap Bencana
Danang menjelaskan, hingga pukul 14.17 WIB, Jumat, 11 Mei 2018, ada delapan jaringan rute Lion Air Group yang terdampak, yaitu Batik Air ID 7531 Jakarta Halim Perdanakusuma-Yogyakarta, Batik Air ID 7368 Cengkareng-Yogyakarta, Lion Air JT 569 Denpasar-Yogyakarta, Lion Air JT 522 Yogyakarta-Banjarmasin, Lion Air JT 565 Yogyakarta-Cengkareng, Lion Air JT 276 Yogyakarta-Pekanbaru, Lion Air JT 669 Balikpapan-Yogyakarta, dan Wings Air IW 1844 Yogyakarta-Surabaya.
Sampai saat ini, baru maskapai Citilink Indonesia yang menyatakan akan mempersiapkan rencana pengalihan penerbangan yang terganggu asap dan abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi. "Berdasarkan koordinasi manajemen, kami telah mempersiapkan beberapa rencana tanggap bencana, seperti pengalihan penerbangan yang terganggu asap dan abu vulkanik Gunung Merapi ke beberapa bandara terdekat," kata Ranty, Jumat.
Sementara itu, Airport Operations and Service Department Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Purwanto mengatakan Bandara Adi Soemarmo masih terus berkomunikasi dengan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, Komite Airport Emergency Plane, dan pihak-pihak pemangku kepentingan terkait dengan alternatif pengalihan penerbangan karena erupsi Gunung Merapi. "Dalam hal ini PT AP I juga mempertimbangkan bandara yang aman dan memungkinkan untuk penerbangan," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.