TEMPO.CO, Jakarta -Rupiah diprediksikan bergerak secara mixed dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS dalam sesi dagang, Jumat, 11 Mei 2018.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Secara teknikal, pada USDIDR daily chart, Kamis, 10 Mei 2018 pukul 19.45 WIB, terlihat pola bearish pin bar candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar bagi dolar AS, didukung oleh indikator stochastic dan RSI yang sudah meninggalkan area jenuh jual atau oversold.
Baca: Rupiah Tembus Rp 14 Ribu, Money Changer Diserbu Pengunjung
"Range USDIDR hari Jumat ialah: 13975 hingga 14145," demikian menurutnya risetnya. Dia menjelaskan hasil perilisan data inflasi AS beserta data inflasi AS yang tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, mampu memberikan katalis positif bagi rupiah khususnya.
Adapun pantauan Bisnis.com pada pukul 08.00, Jumat ini, pergerakan nilai tukar rupiah rebound saat dibuka menguat 56 poin atau 0,40% di Rp 14.028 per dolar AS. Namun pada pukul 08.54 nilai tukar rupiah menguat 29 poin atau 0,21% ke Rp14.055 per dolar AS seiring pergerakan IHSG.
Sebagai informasi, adapun data inflasi AS (MoM) dirilis turun menjadi 0,2% dari proyeksi sebesar 0,3%. Selain itu, data inflasi inti AS (MoM) dirilis turun menjadi 0,1% dari proyeksi sebesar 0,2%.
Sementara itu, data inflasi tahunan AS dirilis sesuai dengan proyeksi, yakni sebesar 2,5%. Meskipun hasil perilisan data-data inflasi tersebut rata-rata masih dibawah ekspektasi, namun the Fed tetap berkomitmen untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Juni 2018.
Secara internal, di tengah-tengah meningkatnya ketidakpastian global, BI sudah berupaya untuk melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tetap stabil terhadap dolar AS. Alhasil, hasil data cadangan devisa per April tergerus menjadi US$124,9 miliar, atau lebih rendah US$ 1,1 miliar dari posisi sebesar US$ 126 miliar pada bulan sebelumnya.
Selain itu, para pelaku pasar berspekulasi bahwa BI 7-Day Repo Rate akan dinaikkan bahkan sampai 50 basis poin. Bisa jadi langkah tersebut diharapkan agar mampu menjaga tingkat stabilitas rupiah dalam merespons penguatan dolar AS untuk ke depannya.