TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atau Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan khusus untuk memicu pertumbuhan ekspor dan peningkatan investasi. Namun, dia tidak merinci kebijakan seperti apa yang hendak dikeluarkan pemerintah.
"Dalam minggu-minggu ini akan kami sampaikan di sidang kabinet. Lihat saja nanti," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Kompleks Kementerian Keuangan RI, Rabu malam, 9 Mei 2018.
Baca juga: Sri Mulyani Enggan Beberkan Jumlah Subsidi Tambahan Pertamina
Sri Mulyani menjelaskan, kunci percepatan pertumbuhan ekonomi adalah dengan memacu ekspor, secepat impor. "Sekarang kan ekspor baru separuhnya impor. Ini yang harus dipacu. Begitu pula dengan investasi," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik laju ekspor selama kuartal-I 2018 sebesar 6,17 persen secara tahunan, atau lebih rendah dibandingkan impor yang tumbuh 12,75 persen secara tahunan.
Menurut Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada, Tony Prasetiantono, perekonomian Indonesia memang harus mulai berorientasi kepada ekspor dan industrialisasi untuk menciptakan struktur ekonomi yang kuat.
"Kalau kita melihat negara Asia Timur seperti Taiwan dan Korea, mata uang mereka itu lebih stabil karena apa? Sebab ekonominya berorientasi kepada ekspor," ujar Tony saat ditemui di bilangan Tanah Abang, Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2018.
Sri Mulyani mengatakan kebijakan yang mendorong ekspor sangatlah dibutuhkan untuk menopang pertumbuhan industri. "Untuk mencoba struktur ekonomi yang kuat, tentu kita harus mengembangkan industri. Sehingga kita tidak lagi bergantung pada produk impor," ujarnya.