TEMPO.CO, Nusa Dua - Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan konstruksi atau pembangunan Palapa Ring di Tanah Air sudah rampung pada tahun ini untuk mempercepat akses connectify broadband hingga ke pelosok negeri.
"Pembangunan Palapa Ring Barat sudah rampung pada Maret 2018. Sedangkan Palapa Ring Tengah sedang progres konstruksinya dan hingga saat ini sudah mencapai 77 persen, dan Palapa Ring Timur progres konstruksinya sudah 44 persen," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Nusa Dua, Bali, Rabu, 9 Mei 2018.
Baca: Menteri Darmin: Palapa Ring Bisa Dongkrak Bisnis Rintisan Digital
Ia mengatakan, dengan rampungnya semua Palapa Ring pada 2018, ditargetkan pada 2019 sudah beroperasi proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau 34 provinsi serta 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan sejauh 21.807 kilometer.
"Mudah-mudahan tahun ini semuanya sudah rampung konstruksinya," tutur Rudiantara.
Ia mencontohkan di Papua Barat ada 31 kota yang awalnya tidak ada connectify broadband dan hanya pakai satelit yang jangkauannya terbatas. Jadi, dengan dibangunnya Palapa Ring di Papua Barat, yang ditargetkan rampung pada 2018, dapat memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses jaringan Internet.
"Kenapa pembangunan ini bisa dipercepat, karena Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR yang membangun akses jalan di Papua Barat, sehingga bahu jalan dipinjam agar tidak kerepotan melakukan pembebasan lahan. Sehingga pembangunan jalan dan Palapa Ring ini bisa bergabung sehingga pembangunannya lebih cepat," katanya.
Persiapan satelit RFP akan dikeluarkan pada kuartal ketiga 2018 dan dilakukan tender sehingga akhir tahun ada pemenangnya. Kemudian diperlukan waktu lebih-kurang tiga tahun untuk merancang satelit, manufaktur satelit, dan peluncuran satelit.
"Jadi akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022 satelit sudah ada di atas bumi. Namun kami tidak menunggu sampai peluncuran satelit milik Indonesia ini dilakukan. Sehingga mulai saat ini kami mencari dahulu satelit yang sudah ada milik negara asing. Namun nanti pada 2022 sudah memiliki satelit sendiri, sehingga tinggal dipindahkan saja," ucap Rudiantara.