TEMPO.CO, Badung - CEO Go-Jek Nadiem Makarim angkat bicara soal rencana ekspansi perusahaannya merambah pasar di luar Indonesia. Ia menyebutkan perusahaan telah memenuhi empat syarat mutlak sebelum memutuskan mengembangkan sayap ke pasar baru.
Pertama, telah memiliki penetrasi yang signfikan di pasar Indonesia. Kedua, punya posisi yang kuat dalam berhadapan dengan pesaing. Ketiga, punya staf yang bisa mendukung bisnis di pasar asing. Keempat, punya cukup modal.
Baca: Allianz X Tanam Investasi US$ 35 Juta ke Go-Jek
“Ketika empat hal ini telah tercapai. Kami percaya kami sudah memenuhi sebagian besar di antaranya. Kami siap masuk ke negara lain,” kata Nadiem, dalam acara The Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) International Summit di Badung, Bali, Rabu, 9 Mei 2018.
Perusahaan aplikasi pemesanan transportasi Go-Jek, kata Nadiem, siap meluncurkan platform di negara lain untuk membuktikan model bisnis yang dikembangkan pas diadopsi di berbagai negara berkembang. Go-Jek percaya bahwa teknologi mampu mentransformasi ekonomi negara berkembang ke tahapan selanjutnya.
“Kami ada untuk membuktikan teknologi bisa memajukan sebuah negara. Untuk membuktikan itu, cetak biru kami harus bisa diterapkan di negara lain lagi. Kami mau menguji (hipotesa ini),” kata Nadiem.
Kabar ekspansi Go-Jek ke beberapa negara Asia Tenggara beredar dalam beberapa bulan terakhir. Go-Jek dikabarkan telah bertemu dengan otoritas transportasi di Filipina dan mendekati perusahaan taksi ComfortDelGo di Singapura. Selain itu, Go-Jek baru-baru ini menambah modal di perusahaan berbagi kendaraan berbasis kendaraan bermotor roda dua di Bangladesh yang bernama Pathao.
Aileen Lizada, Land Transportation and Franchising Regulatory Board (LTFRB) Filipina, sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa eksekutif Go-Jek telah meminta pertemuan dengan regulator. Kabar ini disiarkan beberapa hari setelah Uber Technologies Inc menutup bisnis di sana sebagai bagian dari kebijakan hengkangnya perusahaan dari Asia Tenggara.
Pada bulan Maret Go-Jek, termasuk Alphabet Inc, Holdings Ltd Singapura dan Cina Tencent Holdings Ltd sebagai investor, ditetapkan untuk mengumumkan ekspansi pertamanya ke negara lain di Asia Tenggara dalam beberapa waktu ke depan.
Langkah ini dilakukan beberapa minggu setelah Uber menjual bisnis di Asia Tenggara kepada kompetitor Go-Jek, Grab. Aksi korporasi itu dilakukan karena bisnis di kawasan ini tercatat merugi.