TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tak ragu untuk men-suspend atau menutup sementara aplikasi Facebook, apabila perusahaan perusahaan media sosial dan perusahaan over the top (OTT) itu tidak serius menangani perfoma konten negatif.
Rudiantara menjelaskan, dari pertemuan dengan Wakil Presiden Bidang Kebijakan Publik Facebook untuk Asia Pasifik Simon Milner, Facebook menyebut, saat ini performa untuk memberantas konten negatif di Indonesia sudah mencapai 68 persen, atau meningkat dari akhir 2017 lalu sebesar 50 persen. "Mereka bilang progress di Indonesia paling bagus, tapi saya enggak percaya. Ukurannya kan dari saya. Saya minta terus diperbaiki," ujar Rudiantara usai bertemu Milner di kantornya, Senin siang, 7 Mei 2018.
Baca juga: Kebocoran Data, Facebook Tunggu Hasil Audit Otoritas Inggris
Rudiantara mengatakan, dia tidak ingin Facebook menjadi pencetus viralnya konflik sosial, seperti di Rohingya. "Kita tentu tak ingin Indonesia terpecah-belah seperti di Rohingya," ujarnya.
Selain mendesak Facebook menangani konten negatif di Facebook, Rudiantara meminta Facebook segera menyelesaikan masalah skandal pencurian data pribadi para pengguna media sosial Facebook oleh Cambridge Analytica. Menurut Rudiantara, Facebook mengakui satu juta dari sekitar 76 juta akun yang datanya bocor itu dipakai di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Milner mengatakan, pihaknya masih menunggu otoritas Inggris untuk menyelesaikan audit terkait kasus tersebut terlebih dahulu. "Kami masih menunggu, tapi kami tentu mendorong agar hasil audit bisa lebih cepat, dilakukan" ujar Simon di lokasi yang sama.
Rudiantara memahami kondisi tersebut. Namun dia tetap mendesak Facebook agar tak hanya menunggu. Dia meminta Facebook secara paralel melakukan investigasi ke aplikasi-aplikasi pihak ketiga lainnya untuk mencegah pelanggaran privasi serupa di kemudian hari.