TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan kebijakan pemberian diskon tarif jalan tol transjawa, akan mengakibatkan kemacetan parah saat arus mudik 2018 berlangsung. “Diskon tarif tol adalah jebakan Batman bagi konsumen pemudik,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 7 Mei 2018.
Menurut Tulus, kemacetan di jalan tol akan semakin parah di mana pemerintah memberikan diskon untuk tarif tol. Menurutnya, tersambungnya tol transjawa akan mendorong masyarakat menggunakan tol sebagai akses utama. “Sehingga volume traffic akan mendominasi jalan tol, dan bisa jadi jalan arteri menjadi sepi,” ujar dia.
Simak: Pemerintah Siap Talangi Operator agar Tarif Tol Turun
Tulus menjelaskan rekayasa lalu lintas yang paling konkrit dan komprehensif, yang dilakukan saat arus mudik, ialah menambah kapasitas angkutan umum. Dia berharap tersambungnya ruas tol trasnjawa dan diskon tari tol tidak akan menimbulkan masalah lainnya.
Sebelumnya, untuk mengurai kemacetan di jalan tol, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan jalan umum nasional dapat digunakan untuk jalur alternatif mudik 2018. Dia mengatakan jalur tersebut saat ini sudah layak dan aman untuk digunakan.
Budi Karya menuturkan jalan tol merupakan jalur yang digemari para pemudik. Namun, dia memberikan alternatif lain, jika jalan tol terlalu padat untuk dilalui. "Jalan umum nasional menjadi jalan alternatif," ujar dia.
Selain jalan umum nasional yang dibenahi, Budi Karya akan melakukan ramp check untuk seluruh kendaraan umum. "Saya sudah bilang ke Kapolri dan Dishub tidak memberikan izin jalan bagi kendaraan yang belum dicek," tutur dia.
Mudik bareng, kata Budi Karya, juga menjadi alternatif lainnya. Di mana para pemudik motor dapat membawa motor mereka tanpa harus mengendarainya saat mudik ke kampung. "Karena 70 persen kecelakaan itu dari motor," ucap dia.