TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Lebaran 2018, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengatakan 60 persen kendaraan yang melintasi jalan utama nasional kelebihan kapasitas. Hal tersebut yang menyebabkan kerusakan jalan.
Arie mengatakan jalan nasional dapat menahan beban hingga 45 ton. Namun kendaraan angkut yang melintas melebihi beban tersebut. “Pantura yang paling menantang karena kendaraan berat lewat sini semua,” katanya kepada Tempo, Ahad, 6 Mei 2018.
Baca juga: Menteri PU: Kondisi Jalan untuk Mudik Lebaran 2018 Lebih Baik
Melintasnya angkutan dengan beban berlebih menyebabkan jalanan bergelombang. Hal tersebut, kata Arie, membahayakan pengendara motor. Karena itu, Bina Marga langsung menangani jalanan rusak tersebut.
Bina Marga tidak dapat melakukan perbaikan secara masif terhadap jalur Pantura. Sebab, jika dilakukan secara besar-besaran, perbaikan akan memicu kemacetan yang panjang. Karena itu, Bina Marga melakukan perbaikan secara bertahap.
Arie menuturkan, pada H-10, jalur Pantura dan jalur lain, seperti jalur tengah dan selatan, kondisinya akan lebih baik dan aman dilalui para pemudik. “Saya jamin, kita akan kerja keras,” ucapnya.
Menurut Arie, jalur tengah, yaitu Malangbong, Purwokerto, dan Yogyakarta, kondisinya lebih baik. Dia juga menyarankan pemudik nanti menggunakan jalur selatan, yang pemandangannya indah, untuk memecah kemacetan arus mudik 2018.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, untuk mengurai kemacetan panjang, jalan umum nasional dapat digunakan sebagai jalur alternatif Lebaran 2018. Menurutnya, jalur tersebut saat ini sudah layak dan aman untuk digunakan. "Jalan umum nasional menjadi jalan alternatif," ujarnya.