TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah menargetkan akan menekan angka kecelakaan hingga 30 persen pada mudik Lebaran 2018. Untuk mewujudkan hal tersebut, sejak Januari 2018, Kementerian Perhubungan sudah melakukan riset dan rapat koordinasi yang melibatkan stakeholder, juga Ombudsman RI, agar dapat memetakan tren mudik masyarakat.
Dari riset tersebut, diketahui permasalahan di jalur darat merupakan hal yang paling kompleks. “Karena berkaitan dengan jalannya terbatas, keinginan pulang di waktu yang bersamaan, tujuan yang juga sama, dan menggunakan kendaraan yang tidak proven,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Bandar Udara Juanda, Surabaya, Jumat, 4 Mei 2018.
Baca: Tambahan Cuti Bersama Lebaran, Puan: Sudah Ada Jalan Keluarnya
Beberapa strategi kemudian diterapkan untuk mengurangi angka kecelakaan. Salah satunya, Budi Karya menjelaskan, Kementerian Perhubungan memberikan mudik gratis kepada para pemudik yang berkendara dengan sepeda motor untuk beralih menggunakan bus, kereta, juga kapal.
Budi Karya mengatakan 70 persen penyumbang angka kecelakaan berasal dari pengendara sepeda motor. Selama ini, peminat mudik menggunakan sepeda motor sangat tinggi karena biaya yang dikeluarkan lebih murah.
Karena itu, Budi Karya meningkatkan volume mudik gratis agar pengendara sepeda motor beralih ke transportasi lain. "Kalau jumlah sepeda motor dikurangi, pasti persentasenya (keselamatan) besar sekali,” tuturnya.
Berdasarkan data Kementerian, angka kecelakaan kendaraan bermotor dari tahun 2016 sampai 2017 trennya terus menurun. Pada 2016 ada 4.551 kecelakaan, kemudian turun 30,4 persen pada 2017 menjadi 3.168 kecelakaan selama arus mudik.
Kemudian angka kematian akibat kecelakaan saat arus mudik Lebaran tahun 2017 turun hingga 41,2 persen. Pada 2016 ada 1.261 orang menjadi 742 orang pada 2017. Korban luka berat juga turun 40,2 persen, di 2016 terdapat 1.148, turun menjadi 687 di 2017.