TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai penyelia sistem teknologi informasi (TI) dan keamanan siber Asian Games 2018 akan menerapkan sistem berlapis demi mengantisipasi serangan siber pada ajang olah raga terbesar se-Asia tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya telah mendalami kejadian serangan siber yang menyerang situs resmi dan sistem internet pada Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Korea, Ssangyong Information Communication, sebagai penyedia aplikasi untuk menjalankan sistem informasi selama Asian Games berlangsung.
Baca juga: Sambut Asian Games, PHRI Siapkan 10 Ribu Kamar Hotel
“Kami sudah belajar banyak sehingga kita bisa antisipasi untuk di Indonesia,” ujarnya seusai menjadi keynote speaker dalam forum bertajuk Sinergi Pemerintah dan Industri Teknologi dalam Membangun Ekosistem Digital yang Aman, Efektif dan Efisien di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.
Rudiantara memaparkan timnya telah menyiapkan sejumlah skenario untuk menunjang pelaksanaan Asian Games 2018, termasuk sistem e-ticketing, registrasi, hingga penayangan hasil pertandingan. Pun, mengantisipasi celah-celah pada setiap sektor yang berpotensi menjadi target serangan.
Untuk keamanan siber, tuturnya, ada tim khusus yang disiapkan untuk Asian Games 2018 yang terdiri dari 27 pihak yang berkaitan dengan keamanan siber, mulai dari ahli forensik, pegiat keamanan siber, tim penanganan insiden siber, serta praktisi.
“Tim 27 ini teman-teman yang kami anggap mumpuni, tapi tidak menutup kemungkinan juga ada tim-tim yang lain. Makin banyak, makin berlapis, makin bagus,” tambah Rudiantara.
Adapun untuk kesiapan tim tersebut menjelang Asian Games yang tinggal 4 bulan, dia mengaku timnya sudah melakukan beberapa uji coba untuk mengetes sistem yang digunakan dan melakukan perbaikan dari hasil evaluasi tim tersebut.