TEMPO.CO, Jakarta - Nama Ari Soemarno selaku kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno disebut dalam rekaman percakapan Rini dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Dalam rekaman percakapan itu Sofyan menyebut bertemu Ari untuk membahas masalah pembagian saham.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wianda Pusponegoro mengatakan, penyebutan nama Ari tak ada sangkut-pautnya dengan Rini. Adapun Ari direkrut oleh perusahaan swasta yang diperbincangkan dalam rekaman percakapan itu sebagai tenaga ahli.
Baca: Lewat Pengacara, Rini Soemarno Laporkan Penyebar Rekaman
"Memang karena beliau (Ari) punya pengalaman dan praktisi di bidang energi tersebut yang lama, beliau kemudian diminta tim pengusaha atau tim swasta tersebut untuk menjadi tim ahli," kata Wianda di lokasi Tunnel 1 Halim Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Halim, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.
Sebelumnya, tersebar video percakapan Rini dengan Sofyan Basir yang diunggah di Instagram oleh akun @jokerpolitik pada Jumat, 27 April 2018. Dalam keterangannya, akun itu menuliskan, "Akhirnya kedok terbongkar." Adapun materi pembicaraan dua pejabat itu diduga soal bagi-bagi hasil fee sebuah proyek.
Sofyan Basir menganggap, percakapan yang tersebar itu berupa potongan-potongan sehingga tidak utuh. Potongan percakapan membahas ihwal saham investasi PLN dan Pertamina di proyek swasta yang dibicarakan Rini dan Sofyan. Sofyan menyebut bertemu Ari untuk membahasnya.
Menurut Wianda, penyebutan nama Ari menjadi bagian dari pihak swasta itu. Sementara Kementerian BUMN hanya membahas seputar PLN dan Pertamina.
Konteks percakapan Rini dan Sofyan, lanjut Wianda, mempersoalkan porsi kepemilikan saham perusahaan pelat merah, PLN dan Pertamina, dalam sebuah proyek penyediaan energi. Wianda mengutarakan, Kementerian BUMN harus memiliki porsi saham yang maksimal agar dapat menentukan harga produk kompetitif untuk masyarakat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini isi percakapan Rini dengan Sofyan dalam rekaman bukan membahas soal fee. Menurut Jusuf Kalla, Rini dan Sofyan sedang membahas proyek pembangunan terminal penerimaan gas alam cair (LNG) di Bojonegara, Serang, Banten. Proyek tersebut digagas PT Bumi Sarana Migas (BSM) milik Kalla Group, perusahaan keluarga JK.
"Itu proyek dimulai tahun 2013, sebelum saya jadi wakil presiden. Nah jadi itu proyek murni swasta," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 30 April 2018.
Baca berita tentang Rini Soemarno lainnya di Tempo.co.
FRISKI RIANA