TEMPO.CO, Jakarta - Dua pengemudi ojek online di Cianjur, Jawa Barat, menjadi korban penganiayaan sejumlah pengemudi ojek pangkalan yang sedang berunjuk rasa. Padahal kedua pengemudi ojek online itu sedang tidak mengantar penumpang.
Yanwar, Ketua Driver Online Cianjur, mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pembalasan atas penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum tersebut.
Baca juga: Sopir Ojek Online di Cianjur Galang Dukungan Warga, Hasilnya...
"Kembali lagi ke masalah perut. Meskipun berbagai penawaran sudah kami berikan agar teman-teman ojek pangkalan dapat kemudahan menjadi ojek online namun tetap bisa mangkal, namun ini tidak menjadi solusi," katanya di Cianjur, Senin, 30 April 2018.
Meskipun mendapat penolakan dari pengemudi angkutan kota dan ojek pangkalan, kata Yanwar, pihaknya akan tetap beroperasi untuk menafkahi keluarga. Namun mereka berharap tidak ada lagi kekerasan yang menimpa pengemudi ojek online.
"Tetap beroperasi dengan prinsip kami bukan ojek online yang anarkis. Kembali lagi, ini masalah perut dan ladang usaha," ujarnya.
Sedangkan terkait dengan penolakan yang diajukan pengemudi konvensional, Yanwar menambahkan, pihaknya tidak akan mundur karena sama-sama mencari rezeki. Bahkan, kata dia, sejak beberapa hari terakhir, mereka telah mengumpulkan ribuan tanda tangan dukungan.
"Petisi yang sudah ditandatangani warga merupakan bentuk dukungan bagi kami (ojek online) untuk tetap beroperasi karena warga yang memutuskan sebagai pengguna jasa," ucapnya.
ANTARA