TEMPO.CO, Gorontalo - Bandar Udara (Bandara) Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, ditutup selama 16 jam akibat tergelincirnya pesawat Lion Air. Kepala Bandara Djalaludin Power Silaholo mengatakan hal itu dilakukan karena badan pesawat masih berada di bahu landasan pacu.
"Pada Senin (30 April 2018), kami akan melakukan proses evakuasi. Langkah yang kami lakukan, kami sudah membersihkan tanah-tanah yang masuk ke landasan akibat insiden tersebut," ujar Power, Ahad malam, 29 April 2018.
Baca: Lion Air Tergelincir di Bandara Gorontalo, 174 Penumpang Selamat
Power menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi sesuai dengan prosedur. Peristiwa tergelincirnya pesawat juga telah dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan semua direktur yang berada di Kementerian. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan otoritas bandara di Manado, Sulawesi Utara, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," tuturnya.
Rencananya, pada Senin ini, pesawat ATR akan datang untuk membantu mengevakuasi pesawat tersebut. "Penerbangan dari dan ke Gorontalo sementara dialihkan ke Manado," ucap Power. Sementara itu, sejumlah penumpang yang gagal berangkat karena penutupan tersebut terpaksa harus kembali ke rumah dan penginapan di sekitar bandara.
Sebelumnya, maskapai penerbangan Lion Air dengan rute Makassar-Gorontalo dikabarkan tergelincir keluar landasan pacu (runway) setelah mendarat di Bandara Djalaluddin tadi malam. "Pesawat mengalami keluar landas pacu sesaat setelah mendarat. Situasi ini terjadi ketika hujan deras," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro, Ahad malam.
Danang menjelaskan, pesawat dengan nomor penerbangan JT892 itu lepas landas pukul 17.29 WITA dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG). Pesawat kemudian mendarat di Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo (GTO), pada pukul 18.35 WITA.
Penerbangan Lion Air tersebut membawa 174 penumpang dan tujuh kru pesawat, terdiri atas kapten Djoko Sigit, kopilot Debi Ade, serta lima awak kabin (flight attendant/ FA): Rima Zaenab, Rani Hartanti, Indriany, Elsa Aprilyani, dan Juviny Monica.
ANTARA