TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air Group menyatakan permintaan maaf karena tergelincirnya pesawat di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, tadi malam. "Lion Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalm siaran pers, Ahad malam, 29 April 2018.
Adapun seluruh penumpang sebanyak 174 orang dan kru di pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 892 yang tergelincir di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, itu sudah dievakuasi dan selamat. Seluruh penumpang dan kru sudah dievakuasi dengan keadaan selamat, dan tadi malam sudah berada di ruang terminal bandar udara untuk mendapatkan layanan maksimal. Dua penumpang setelah sadar dirujuk ke rumah sakit dan telah mendapatkan penanganan dari tim medis.
Baca: Lion Air Tergelincir di Bandara Gorontalo, 174 Penumpang Selamat
Sebelumnya pesawat Lion Air itu lepas landas pukul 17.29 WITA dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG) dan mendarat di Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo (GTO) pada 18.35 WITA. Pesawat Boeing 737-800 registrasi PK-LOO kemudian mengalami kejadian sesaat setelah mendarat.
Saat situasi tergelincir ini terjadi, jarak pandang dilaporkan memenuhi persyaratan pendaratan dan kondisi hujan. Lion Air bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan proses evakuasi pesawat.
Sementara itu, Kepala Bandara Djalaludin, Power Silaholo, menjelaskan, kecelakaan itu menyebabkan roda pendaratan bagian depan pesawat Lion patah. "Pesawat berada di rerumputan di samping landasan pacu, roda pendaratan depan patah dan sayap tidak patah," katanya.
Hingga tadi malam posisi pesawat Lion Air berada di terminal lama bandara karena saat ini sudah ada terminal baru Bandara Djalaludin. "Jika memang dilihat, cuaca saat pesawat mendarat memang jelek. Tapi saya belum bisa menjelaskan saat dia mendarat itu jelek, nanti (Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyampaikan semuanya," ucapnya.
ANTARA