TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan peralatan elektronik dan garmen merupakan barang yang paling banyak diselundupkan di wilayah perbatasan.
"Yang menyelundupkan komersial itu bukan makanan-minuman, tapi bangsanya aksesori handphone, peralatan elektronik, dan garmen," kata Heru di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jumat, 27 April 2018.
Simak: Bea Cukai Musnahkan Barang Sitaan
Heru mengatakan barang-barang tersebut diselundupkan dari perbatasan Kalimantan ke Pulau Jawa. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, kata Heru, pernah menangkap penyelundupan 11 kontainer sekaligus pada tahun ini. Penangkapan tersebut terjadi di Jagoi Babang, Kalimantan Barat.
Hal tersebut Heru sampaikan setelah mengecek perbatasan Indonesia-Malaysia di Aruk dan Entikong, Kalimantan Barat. Heru mengecek perbatasan bersama dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Oesman Sapta Odang.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, modus penyelundupan kebanyakan terjadi melalui jalan-jalan tikus di perbatasan. Menurut dia, di Jagoi Babang, fasilitas infrastruktur masih kurang, terlebih di wilayah seberang atau Malaysia.
Di Jagoi Babang, kata Heru, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sudah ada, tapi Malaysia belum memiliki fasilitas yang sama memadai.
"Infrastruktur yang masih kurang itu kemudian dimanfaatkan oleh para penyelundup, yang mereka masukkan sedikit demi sedikit. Kemudian mereka pooled dan mereka kirim ke Jawa," kata Heru.
Menurut Heru, Ditjen Bea Cukai, TNI, dan Polri bersama-sama akan melakukan penertiban, terutama di titik yang paling berisiko, seperti Jagoi Babang.
Heru mengatakan nota kesepahaman antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, juga Menteri Keuangan dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, sudah ada.
"Tugas kami di jajaran di bawahnya membuat perjanjian kerja sama yang bersifat teknis operasional, tentunya dengan fokus yang sudah diarahkan oleh pimpinan," kata Heru.
Menurut Dirjen Bea Cukai ini, melalui jalur diplomatik, Indonesia juga terus-menerus mengingatkan Malaysia agar di wilayah rawan penyelundupan dibangun pos yang memadai.
Heru berharap perbatasan Indonesia-Malaysia bisa sama-sama rapi seperti yang sudah ada di Entikong, Aruk, dan Nanga Badau.