TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia atau BEI Tito Sulistio keberatan atas keputusan pemerintah yang memperpanjang libur bersama lebaran hingga sepuluh hari. Menurut Tito, panjangnya libur Lebaran yang hampir dua minggu itu akan menyebabkan semakin anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG).
“Surat keputusan menteri soal libur itu saya anggap intervensi pasar, sehingga membuat uncertainty (ketidakpastian). Saya enggak bisa membayangkan investor lagi terbang ke Argentina tiba-tiba ada informasi dua minggu libur, ya dia jual,” kata Tito di gedung BEI, Jakarta Selatan, Kamis, 26 April 2018.
Simak: Libur Lebaran 2018 Diperpanjang, BEI Mengaku Keberatan
Untuk menghindari merosotnya IHSG tersebut, Tito meminta pemerintah tidak meliburkan perdagangan bursa selama itu. Menurut Tito, semakin pendek libur bersama, semakin akan membantu investor untuk memperbaiki portofolio sahamnya.
“Tolong, libur juga dikurangi. Menurut saya, kelamaanlah dua minggu,” ucap Tito.
IHSG pada Kamis sore, 26 April 2018, ditutup melemah seiring terbukanya peluang bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunganya.
IHSG ditutup melemah 170,65 poin atau 2,81 persen menjadi 5.909,19. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 di BEI bergerak turun 34,97 poin (3,57 persen) menjadi 943,29.