TEMPO.CO, Bandung -Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pemerintah Jawa Barat tengah membahas kemungkinan pemberian subsidi berupa hibah untuk pemberangkatan haji dari bandara Kertajati di Majalengka. “Karena ada cost penerbangannya. Kita ingin direct (langsung), tapi ternyata ada transit dulu, ada perpindahan di situ,” kata dia pada Tempo, Kamis, 26 April 2018.
Dedi mengatakan, perpanjangan landasan pacu Bandara Kertajati oleh PT Angkasa Pura II diperkirakan tidak bisa mengejar jadwal pemberangkatan haji Jawa Barat pada 17 Juli 2018 nanti. Bandara Kertajati membutuhkan perpanjangan landas pacu agar bisa didarati oleh pesawat berbadan besar untuk penerbangan haji.
Baca: YLKI Minta Panjang Landasan Pacu Bandara Kertajati Ditambah
Maskapai Garuda Indonesia menawarkan pemberangkatan haji dari Bandara Kertajati menggunakan pesawat Boeing 737 menyesuaikan dengan landasan pacu. “Dari sini 737, nanti ganti ke (Boeing) 777,” kata Dedi.
Penerbangan haji dari Bandara Kertajati itu nantinya akan transit dulu di Bandara Soekarno-Hatta, untuk berganti pesawat. “Pasti ada cost, ada biaya tambahan untuk melakukan perjalanan haji,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, kepastian Bandara Kertajati menjadi embarkasi haji juga masih menunggu keputusan Kementerian Agama. Rencananya 2.700 orang jamaah haji, berasal ari 7 kloter dari daerah seputaran bandara diantaranya Sumedang dan Majalengka akan berangkat dari Bandara Kertajati.
Dedi mengatakan, soal ini tengah dibahas bersama sejumlah pihak. Pemerintah provinsi tengah membahan skema pembiayaan biaya tersebut. Tapi belum diputuskan. “Kami sudah bahas dengan unsur terkait, dengan Badan Keuangan Daerah, dimungkinkan kita memberikan hibah itu, apakah nanti pada Kementerian Agama atau ke airlines. Untuk Jawa Barat airlines itu Garuda, itu kan BUMN, bisa hibah ke sana,” kata dia.
Dedi mengatakan, besaran dana yang dibutuhkan untuk membiayai itu juga masih dihitung. “Lagi dalam perhitungan. Kurang lebih bisa sampai Rp 4 miliar,” kata dia.
Bandara Kertajati juga dipersiapkan untuk menyokong penerbangan musim mudik Lebaran nanti. “Pak Menteri (Perhubungan) mengharapkan penerbangan itu bisa dilakukan saat Lebaran. Ada 5 daerah tujuan, yakni Surabaya, Denpasar, Medan, Makasar, Balikpapan atau Samarinda,” kata Dedi.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra membenarkan hingga saat ini belum dilakukan pembangunan perpanjangan landasan pacu bandara Kertajati, dari 2.500 meter menuju 3 ribu meter yang rencananya akan dilakukan oleh PT Angkasa Pura II. “Belum mulai,” kata dia, lewat pesan Whatsapp pada Tempo, Kamis, 26 April 2018.
Dikutip dari tempo.co hari ini, Kamis, 26 April 2018, Direktur Operasi Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengatakan pihaknya telah mempersiapkan pesawat sebanyak 5 unit jenis Airbus A330, 5 unit Boeing 777-300ER, dan 4 unit pesawat sewa berjenis Boeing 744 dan Airbus A330 untuk penerbangan haji tahun ini. "Tahun ini kami menerbangkan 107.964 calon jemaah haji. Angka itu tidak jauh berbeda seperti tahun lalu," kata Triyanto, Rabu, 25 April 2018.
Dia menambahkan, penerbangan akan berangkat melalui sembilan bandara embarkasi, yakni di Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok dan Banjarmasin. Embarkasi dengan jumlah calon jemaah haji tertinggi adalah Solo dengan 34.112 orang yang terbagi dalam 96 kloter.
Rencana pemerintah menerbangkan sebagian jemaah haji melalui Bandara Kertajati, lanjut Triyanto, juga masuk dalam rencana perusahaan. Namun, penerbangan dari bandara tersebut harus transit melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Triyanto beralasan, panjang landasan pacu (runway) Bandara Kertajati belum memenuhi standar minimal untuk pesawat berlorong ganda (wide body). Panjang saat ini hanya 2.500 meter, sedangkan kebutuhan minimal adalah 3.000 meter.
Konsekuensinya, akan ada biaya tambahan yang muncul karena penerbangan tidak dilakukan secara langsung. Garuda Indonesia meminta kementerian terkait bersedia menanggung biaya tersebut. "Kami akan ngobrol dengan Kementerian Agama dan PT BIJB. Kalau ada cost kami bagi rata atau ditanggung seluruhnya," ujarnya.
Baca berita tentang Bandara Kertajati lainnya di Tempo.co.