TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore, 25 April 2018, ditutup melemah dipicu faktor eksternal mengenai imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menguat.
IHSG BEI ditutup melemah 149,78 poin atau 2,40 persen menjadi 6.079,85, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 32,16 poin atau 3,23 persen menjadi 978,26.
Baca juga: Pelemahan Rupiah Picu IHSG Merosot hingga 1,24 persen
"Sentimen eksternal menjadi faktor utama bagi pelemahan IHSG," ujar analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo, di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat menyusul perkiraan The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat ini menahan pergerakan saham global, termasuk di dalam negeri.
"Naiknya suku bunga The Fed memicu imbal hasil obligasi Amerika menjadi menarik, yang akhirnya terjadi perpindahan dana antarpasar, dalam hal ini pasar saham menjadi kurang diminati," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan, masih terdapat sentimen positif dari menguatnya harga minyak mentah dunia. Terbuka peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi saham-saham yang berbasis komoditas. "Minyak mentah dunia mempengaruhi harga komoditas lainnya, investor bisa mencermati saham sektor itu," ucap Lucky.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 432.860 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 8,896 miliar lembar saham senilai Rp 8,523 triliun. Sebanyak 92 saham naik, 303 saham menurun, dan 89 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Pada Selasa, 24 April 2018, IHSG juga ditutup dengan pelemahan 78,51 poin atau 1,24 persen ke level 6.229,63 terimbas pelemahan rupiah.
ANTARA