TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofian Basri mengatakan perseroan mengalami kerugian sekitar Rp 10 triliun dalam kurun waktu satu tahun akibat pencurian listrik. "Tolong sampaikan itu bahwa mencuri itu pidana," ujar dia di komplek parlemen, Selasa, 24 April 2018.
Sofian mengatakan pencurian tersebut dilakukan oleh industri dan juga rumah tangga. Pencurian listrik itu merata di seluruh Indonesia, ditemukan di seluruh wilayah.
Baca Juga:
Simak: Pencurian Listrik Terbongkar, PLN Rugi
Untuk mengantisipasi pencurian itu, Sofian akan memasangkan smart meter, agar dapat dipantau langsung penggunaan listrik pelanggan oleh PLN. "Seperti online real time," ucap dia.
Sofiyan mengatakan kerugian Rp 10 trliun tersebut, berkisar 3 persen dari omset PLN Rp 300 triliun. "Mereka pakainya besar ya, 10 ribu sampai 15 ribu watt," tutur dia.
Pencurian tersebut merupakan salah satu hal efisiensi yang di bahas dalam rapat bersama komisi energi DPR RI. Mereka membicarakan soal efisiensi listrik, agar tidak dinaikan tarifnya hingga 2019 mendatang.
Sebab itu, PLN sedang mengusahakan penggantian meteran listrik menggunakan smart meter. Sofian mengatakan harga satuan smart meter tersebut cukup mahal, namun perusahaannya akan mengarah ke penggunaan alat itu.