TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir perdagangan Selasa, 24 April 2018, ditutup melemah seiring dengan kekhawatiran investor terhadap fluktuasi rupiah.
IHSG ditutup dengan pelemahan sebesar 78,51 poin atau 1,24 persen ke level 6.229,63, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 16,58 poin atau 1,61 persen menjadi 1.010,87.
Baca juga: IHSG Anjlok Terimbas Pelemahan Rupiah
"Nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan IHSG," ujar analis teknikal Panin Sekuritas, William Hartanto, di Jakarta, Selasa.
William mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat sebagian investor khawatir kinerja emiten akan terpengaruh, terutama yang bergantung pada bahan baku impor.
Ia menambahkan, investor asing yang melanjutkan aksi lepas saham turut mempengaruhi IHSG. Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau foreign net sell sebesar US$ 659,47 miliar pada Selasa.
Kendati demikian, menurut William, pelemahan nilai tukar rupiah relatif jangka pendek karena Bank Indonesia tentu melakukan intervensi di pasar, sehingga pergerakannya relatif masih akan stabil.
Baca juga: IHSG Bergerak di Zona Merah, 118 Saham Melemah
William menyarankan investor memilih saham dengan selektif. Di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah ini, emiten berbasis ekspor dapat menjadi pilihan untuk diakumulasi sahamnya.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 384.855 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,424 miliar lembar saham senilai Rp 7,296 triliun. Sebanyak 125 saham naik, 254 saham menurun, dan 108 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Pada sesi pertama perdagangan tadi pagi, IHSG sudah bergerak melemah. Padahal IHSG dibuka rebound setelah beberapa hari kemarin melemah. Saat jeda siang, IHSG melemah 74 poin atau 1,19 persen ke level 6.233,383.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan anjloknya IHSG terimbas pelemahan rupiah. "Ini imbas pelemahan rupiah yang menyebabkan pelaku pasar khawatir sehingga cenderung melakukan aksi jual," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Selasa.
ANTARA