TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan perusahaannya belum memiliki rencana untuk masuk ke Bank Muamalat lewat Unit Usaha Syariah (UUS). BTN kata dia masih berkonsentrasi bagaimana UUS tersebut dapat menjadi bank umum syariah. “Kita masih menunggu holdingisasi di lembaga keuangan,” kata dia di Menara BTN, Kamis, 19 April 2018.
Maryono menjelaskan aset Bank BTN sudah cukup beasr untuk dijadikan bank umum syariah, namun ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi. Menurutnya kalau tidak menunggu holdingisasi, maka modal dari bank tersebut akan berkurang. “Ini bisa mempengaruhi konvensionalnya,” ucap dia.
Simak: BTN Sebut Empat Tantangan Sektor Properti di 2018
Hingga saaat ini, BTN masuh menunggu hasil dari kajian mengenai bank umum syariah, juga menunggu holdingisasi dari lembaga keuangan. Nilai aset UUS BTN sebesar Rp 23,31 triliun naik 31,03 persen, dari yang sebelumnya pada 2017 Rp 17,79 triliun.
Menurut Maryono UUS perseroan mencatatkan penyaluran positif hingga 31 Maret 2018. Dia mengatakan telah menyalurkan pembiayaan Rp 18,8 triliun, naik 26,94 persen dari Rp 14,81. Kimerja penyaluran pembuayaan juga menyumbang laba bersih USS Bank BTN tumbuh 24,02 persen.
Maryono menjelaskan laba bersih tersebut dari Rp 93,79 miliar menjadi Rp 116 miliar pada akhir Maret 2018. “DPK yang dihimpin BTN Syariah juga meningkat 28,82 persen dari Rp 14,53 triliun pada 2017 menjadi Rp 18,72 triliun di periode yang sama tahun 2018,” tutur dia.