TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan penerapan skema ganjil genap di jalan tol Jakarta-Bekasi, Jagorawi dan Jakarta-Tangerang telah memberikan efek domino ke semua aspek. "Dampaknya luar biasa, salah satunya ke dampak ekonomi," ujarnya di Tangerang, Kamis 19 April 2018.
BPTJ, kata Bambang, saat ini sedang melakukan survei berapa dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pembatasan kendaraan di tiga jalan tol itu pada pagi dan sore hari. "Kami menghitung dari parameter BBM di tol Jakarta-Bekasi, bisa menghemat Rp 140 miliar per hari," ucapnya.
Baca: 1 Mei, Kendaraan Berat di Jalan Tol Jakarta-Tangerang Dibatasi
Jika penghematan serupa terjadi di jalan tol Jagorawi dan Jakarta-Tangerang, Bambang memperkirakan efisiensi dari sisi ekonomi bisa menghemat Rp 500 miliar per hari."Efisiensi yang cukup lumayan," kata Bambang.
Untuk itu, menurut Bambang, pemerintah serius dalam penanganan dan mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan tol maupun non tol. "Pemerintah tidak berhenti di tiga jalan tol ini, tapi pembatasan kendaraan akan dilakukan di jalan lainnya, baik di tol maupun non tol." Meski begitu ia memastikan bahwa untuk saat ini BPTJ masih akan fokus pada tiga jalan tol tersebut.
Selain dampak ekonomi, kata Bambang, penerapan skema ganjil genap di jalan tol juga telah meningkatkan pengguna angkutan umum seperti Bus Premium dan Kereta Api. "Pengguna bus di Jakarta-Bekasi saat ini mencapai 1.000 per hari," tuturnya. Peningkatan juga terjadi pada pengguna kereta api.