TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan riset Nielsen Indonesia mencatat nilai total belanja iklan smartphone di Indonesia pada 2017 mencapai Rp 3,2 triliun. Nilai itu didominasi iklan di media televisi.
"Pertumbuhan belanja iklan handphone ini luar biasa, naik 129 persen dari tahun 2015," kata Executive Director Nielsen Indonesia, Hellen Katherina saat konferensi pers di kantornya, Mayapada Tower I, Jakarta Selatan, Rabu, 18 April 2018.
Merek smartphone Samsung ada di daftar puncak dengan menghabiskan belanja iklan sebesar Rp 1 triliun atau sepertiga dari jumlah total. Setelah Samsung menyusul Vivo, Rp 824 miliar, Oppo Rp 461 miliar, Advan Rp 202 miliar, Lenovo Rp 154 miliar, Asus, Rp 129 miliar dan Polytron Rp 111 miliar. Tiga merek lain Evercross, Luna dan LG menghabiskan belanja iklan di kisaran puluhan miliar.
Samsung menghabiskan hampir seluruh biaya iklan di televisi dalam bentuk commercial break, sebesar 98 persen dari pengeluarannya. Di sisi lain, Vivo dan Oppo lebih banyak menghabiskan biaya iklan dalam bentuk in-program ads ketimbang commercial break.
"Vivo, 66 persennya in-program dan Oppo lebih besar lagi, 85 persennya in-program," kata Helen. Bentuk in-program ads di antaranya backdroop, product placement, build in, squeeze frame, running text, template dan slide poin.
"Dengan beriklan di dalam tayangan program, mereka berharap dapat menjangkau lebih banyak penonton, karena pada umumnya penonton TV mengganti channel saat jeda iklan," ujar Helen.
Helen mengatakan, nilai Rp 3,2 triliun itu merupakan iklan di televisi dalam bentuk commercial break. Sedangkan untuk nilai belanja iklan di televisi dalam bentuk in-program ads belum diketahui.
Data-data tersebut di ambil dari Nielsen Advertising Intiligence (Ad Intel) yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Monitoring itu mencakup 15 stasiun televisi nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket dan lain-lain.