TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menindaklanjuti hasil rapat dengan Facebook hari ini, Selasa, 17 April 2018.
"Kami minta penjelasan (Kominfo) langkah apa saja yang pantas dan tepat untuk Facebook memperbaiki dirinya dan betul-betul memenuhi janjinya," kata Wakil Ketua Komisi I Ahmad Hanafi Rais usai rapat dengan Facebook di gedung Nusantara II, Senayan.
Baca juga: DPR Minta Facebook Buka Kerja Sama dengan Cambridge Analytica
Janji Facebook yang dimaksud Hanafi meliputi pemberian hasil audit investigasi dan memperbaiki kebijakan ihwal kerja sama dengan pihak ketiga. Khususnya, tentang sanksi kepada pihak ketiga jika menyalahgunakan data pengguna.
Langkah yang akan dibahas dengan Kominfo nanti menurut Hanafi beragam. Di antaranya adalah pemblokiran.
Dalam klarifikasinya, Facebook menyebutkan bahwa penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica bukan kebocoran sistem, melainkan pelanggaran kerja sama oleh pengembang aplikasi, Aleksandr Kogan. Kogan selaku pengembangan aplikasi kuis psikologi, This Is Your Digital Life kemudian menjual data pengguna kepada Cambridge Analytica.
"Jadi kejadian ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan" kata Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dalam klarifikasinya.
Sebelumnya, Kominfo menyatakan masih menunggu perkembangan dari Facebook untuk melakukan tindakan pemblokiran. Perkembangan itu terkait dari balasan Surat Peringatan tertulis kedua (SP II) yang dikirim kepada Facebook.
"Ya nanti kita lihatlah perkembangan, kalau memburuk ya akan kami lakukan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kamis, 12 April 2018.
Kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook diungkap oleh Christopher Wylie, mantan kepala riset Cambridge Analytica, pada koran Inggris, The Guardian, Maret 2018 lalu. Penjualan data oleh Kogan kepada Cambridge Analytica diduga digunakan untuk kampanye Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Sebanyak 748 orang Indonesia disebut Facebook memasang aplikasi This Is Your Digital Life sejak November 2013 sampai Desember 2015. Kemudian, sebanyak 1,09 juta pengguna diketahui terkena dampak sebagai teman pengguna aplikasi.