TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina mengklaim produksi kilang Balikpapan tetap stabil seusai kejadian putusnya pipa minyak bawah laut di Teluk Balikpapan. Penggunaan pipa 16 inci menggantikan pipa 20 inci yang putus tidak mempengaruhi produksi karena perseroan juga mengambil dari kapal tanker melalui Jetty.
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan produksi kilang tidak berkurang begitu banyak, masih berada di kisaran 260 ribu barel per hari. Dengan begitu, penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia timur pun tetap aman.
Baca juga: Tumpahan Minyak di Balikpapan, Arcandra: Pipa Pertamina Rentan
"Kami masih terus menggunakan tambahan pasokan minyak melalui kapal tanker lewat Jetty untuk mengantisipasi pengurangan pasokan minyak. Soalnya kami menggunakan pipa pengganti sementara 16 inci, sedangkan pipa yang putus kemarin sebesar 20 inci," ujar Toharso pada Senin malam, 16 April 2018.
Toharso pun menyebut tambahan volume minyak dari Jetty untuk kilang Balikpapan jumlahnya tidak tentu, disesuaikan dengan kebutuhan.
"Jadi balance aja sifatnya. Kalau berkurang, nanti langsung tambah dari Jetty. Kami masih akan terus menggunakan tambahan Jetty itu sampai pipa yang putus kembali tersambung normal," ujarnya.
Adapun total tumpahan minyak dari kejadian putusnya pipa bawah laut milik Pertamina di Teluk Balikpapan sebanyak 40 ribu barel. Dampaknya, cadangan BBM dari kilang Balikpapan menurun.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan cadangan BBM untuk Indonesia timur di kilang Balikpapan masih aman sekitar 6-7 hari. Jumlah cadangan BBM itu di bawah standar normal biasanya. Toharso mencatat cadangan BBM kilang Balikpapan biasanya sekitar 17 hari.