TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai ketegangan yang tengah terjadi di Suriah akibat aksi militer Amerika Serikat bisa berimbas baik bagi perekonomian Indonesia. Menurut Sri, konflik tersebut akan menyebabkan harga dan permintaan minyak negara meningkat.
"Untuk Indonesia lagi-lagi kemungkinan komoditas akan mendapat keuntungan dari sisi momentum harga dan permintaan yang meningkat," kata Sri di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Senin, 16 Maret 2018.
Baca juga: Indef: Konflik Suriah Bisa Pengaruhi Harga Minyak
Konflik Suriah dimulai saat terjadi serangan senjata kimia pemerintah Suriah terhadap penduduk di Kota Douma, Suriah, 7 April 2018. Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menanggapi serangan itu dengan meluncurkan serangan balasan.
Sri Mulyani menjelaskan, ketegangan di Suriah tersebut menyebabkan pengetatan suplai minyak. Hal itu mengakibatkan tergerusnya persediaan dan tingginya harga minyak dunia.
Meski begitu, Sri mengingatkan pemerintah untuk tak lengah terhadap imbas buruk terhadap harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price / ICP) akibat konflik Suriah tersebut.
"Tidak boleh lengah karena kemungkinan-kemungkinan shock itu langsung terjadi, tanpa pendahuluan. Jadi harus jaga kemungkinan itu juga," kata Sri Mulyani.