TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bidang Energi Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, Lingkungan Hidup menggelar rapat kerja sehubungan dengan tumpahan minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur, hari ini, Senin, 16 April 2018.
"Komisi 7 DPR RI akan melaksanakan rapat kerja dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan dengan agenda pertanggungjawaban kebakaran dan tumpahan minyak di Teluk Balikpapan," kata Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Agenda rapat membahas seputar tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. DPR meminta pertanggungjawaban pihak terkait atas kejadian di Teluk Balikpapan. Berdasarkan pantauan Tempo, rapat baru dimulai pukul 13.25 atau molor dari jadwal semula yang diagendakan pukul 10.00.
Rapat dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik, dan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa.
Kebocoran atau tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pertama diketahui pukul 03.00 waktu setempat, Sabtu, 31 Maret 2018. Saat tumpahan minyak dibersihkan, tiba-tiba api berkobar di tengah laut pukul 10.30.
PT Pertamina menjelaskan, minyak di Teluk Balikpapan meluber karena patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan. Pipa baja berdiameter 20 inci dan tebal 12 milimeter tersebut berada di dasar laut dengan kedalaman 20-25 meter.
Baca juga: Tumpahan Minyak Pertamina, Susi Pudjiastuti: Sudah Dibahas
Hingga 8 April, kebocoran minyak diperkirakan mengotori area seluas 7.000 hektare. Panjang pantai yang terkena dampak di sisi Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Pasir Utara mencapai sekitar 60 kilometer. Ekosistem yang terkena dampak berupa tanaman mangrove 34 hektare di Kelurahan Kariangau serta 6.000 tanaman mangrove dan 2.000 bibit mangrove di Kampung Atas Air Margasari.
Sedangkan kebakaran akibat minyak tumpah Pertamina itu mengakibatkan lima orang tewas, 1 luka bakar, dan 20 orang selamat. Sekoci penyelamat di kapal kargo MV Ever Judger terbakar setelah api menjalar dari tali kapal.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga meminta Pertamina melakukan pemantauan udara, khususnya di rumah-rumah panggung penduduk pesisir akibat tumpahan minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pasalnya, saat ini, di beberapa areal teluk, khususnya permukiman, tumpahan minyak sudah menyebar ke rumah panggung masyarakat.
Selain itu, lepasnya zat volatile organic compounds (VOC) ke udara menimbulkan bau tajam yang bisa mengganggu kesehatan masyarakat. "Kami minta Pertamina segera melakukan pemantauan udara, khususnya pada rumah panggung," ujar Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rasio Ridho Sani, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 7 April 2018.