TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia atau Perum Jamkrindo menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Mandiri. Kerja sama ini bertujuan untuk penjaminan kredit konstruksi serta pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek yang sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan maksimal nilai proyek sebesar Rp 5 miliar.
Penandatanganan kerja sama dilakukan di kantor Kementerian BUMN pada Senin, 16 April 2018. Selain itu, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Bank Mandiri dan PT Askrindo, PT Jasindo, PT Asuransi Jiwasraya, dan PT Asuransi Asei Indonesia.
Kerja sama ini adalah penjaminan atas kredit atau pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi (UMKMK) untuk keperluan tambahan modal kerja jasa konstruksi dan pengadaan barang atau jasa sesuai dengan kontrak kerjanya, yang sumber pengembaliannya berasal dari dana APBN, APBD, atau BUMN. “Kerja sama ini sangat strategis dan bertujuan lebih meningkatkan kinerja kedua belah pihak, sekaligus volume penjaminan di Perum Jamkrindo,” ujar Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto dalam keterangannya pada Senin, 16 April 2018.
Baca juga: Bank Mandiri Berharap Regulasi untuk Bank dan Fintech Setara
Menurut Randi, potensi bisnis penjaminan cukup signifikan, di mana kerja sama penjaminan kredit, baik cash loan maupun non-cash loan, dengan Bank Mandiri masih sangat besar untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan akses sumber pembiayaan pelaku usaha UMKMK kepada Bank Mandiri.
Di lain sisi, sektor UMKMK memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian. “Berdasarkan data BPS, kontribusi UMKMK terhadap perekonomian cukup besar, mencapai 61, 41 persen. Ironisnya, hanya 22 persen yang memiliki akses kredit ke perbankan, sisanya belum tersentuh lantaran feasible but not yet bankable. Untuk itu kami hadir,” ujarnya.
Adapun data realisasi volume penjaminan kredit Perum Jamkrindo di Bank Mandiri sepanjang 2015-2017 mencapai Rp 19,2 triliun, di antaranya untuk kredit business banking sebesar Rp 159,8 miliar, kredit konstruksi dan pengadaan barang atau jasa Rp 13,4 miliar, kredit kontra bank garansi Rp 461,7 miliar, kredit mikro Rp 356,4 miliar, kredit multiguna Rp 42,5 miliar, kredit serbaguna mikro Mandiri Rp 24,3 miliar, kredit tanpa agunan Rp 43,9 miliar, kredit umum Rp 3,5 miliar, kredit usaha rakyat 2015 Rp 18 miliar, serta pembiayaan invoice Rp 92,8 miliar.