TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 0,23 persen atau 32 poin ke level 13.746 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Jumat, 13 April 2018. Sebelumnya, pergerakan nilai tukar rupiah masih diprediksi cenderung terdepresiasi terhadap dolar AS karena terdapat sentimen dari hasil perilisan risalah rapat FOMC yang cenderung memberikan efek hawkish bagi dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, mengatakan itu seiring dengan rencana The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan secara bertahap tahun ini.
Baca: Analis Perkirakan Rupiah Kembali Bergerak Melemah
Selain itu, terdapat sentimen geopolitik, di mana ketegangan di kawasan Timur Tengah mulai meningkat ketika Rusia merespons keras atas rencana serangan militer yang akan dilakukan AS beserta negara sekutu terhadap Suriah karena rezim Assad melegalkan penggunaan serangan kimia dalam menghadapi gerilyawan anti-Assad. Senjata tersebut diketahui justru membahayakan warga sipil.
Adapun sentimen domestik masih minim, sehingga belum bisa memberikan katalis yang positif bagi rupiah. Secara teknikal, pada USDIDR daily chart, terlihat pola white opening bozu candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi dolar AS terhadap rupiah. "Range USDIDR hari Jumat adalah 13.753-13.797," menurut riset Binaartha.
BISNIS