TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah investor dari luar Indonesia berminat untuk menambah penguatan modal Bank Muamalat. Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana mengatakan ada beberapa investor dari luar negeri yang berminat untuk menambah penguatan modal Bank Muamalat.
Achmad mengatakan banyaknya calon investor memperlihatkan potensi besar Bank Muamalat yang saat ini merupakan salah satu ujung tombak industri keuangan syariah di Indonesia.
Baca juga: Bank Muamalat Batal Dapat Investor, OJK Siapkan Opsi Lain
"Saat ini banyak investor yang minta kepada kami, dari lokal maupun luar, dari Malaysia, Hong Kong, dan Timur Tengah," kata Achmad dalam rapat kerja dengan Komisi XI membahas perkembangan Bank Muamalat di Jakarta, Rabu, 11 April 2018.
Ia mengakui penguatan modal menjadi isu utama di Bank Muamalat, dan tambahan dana dari calon investor sangat dibutuhkan mengingat pemilik modal sudah tidak lagi mengucurkan dana bagi bank syariah ini.
"Kami melihat ini masalah penguatan modal, ketika modal ada, tim manajemen punya modal untuk mengembangkan Bank Muamalat," kata Achmad.
Baca juga: Yusuf Mansur Ajak Ribuan Jemaah Buka Rekening Muamalat
Menurut dia, Bank Muamalat setidaknya membutuhkan dana segar sekitar Rp 4,5 triliun yang akan digunakan untuk mengatasi persoalan kredit bermasalah (NPF) dan ekspansi bisnis.
Saat ini, komposisi pemilik modal Bank Muamalat terdiri atas Bank Pembangunan Islam (IDB) sebesar 32,74 persen, Grup Boubyan Bank-Kuwait 30,45 persen, Grup Sedco 24,23 persen dan perseorangan 12,58 persen.
Namun, para pemegang saham tidak lagi menambahkan modal karena berbagai alasan, seperti adanya peraturan internal yang membatasi kepemilikan modal dan persoalan konsolidasi.
Untuk itu, Achmad mengharapkan dalam waktu dekat ada kepastian mengenai calon investor untuk penguatan modal Bank Muamalat.
ANTARA