TEMPO.CO, Yogyakarta -Para pedagang di Pasar Beringharjo Yogya sejak pertengahan April ini mulai kulakan besar-besaran untuk memenuhi stok mereka dalam menyambut momen Ramadan dan juga libur lebaran yang jatuh pertengahan Mei 2018.
“Kalau mepet kulakannya, barang datang lama, antar pedagang rebutan, dan akhirnya dapat kualitas ngga bagus padahal permintaan banyak,” ujar Ratesih, 52, pedagang baju-baju muslim di Pasar Beringharjo kepada Tempo Kamis 12 April 2018.
Baca:Batik Cap Favorit Pengunjung di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Sehingga para pedagang Beringharjo biasanya sudah mulai kulakan sebelum memasuki masa puasa. Ratesih menuturkan, ia sudah merogoh kocek sebesar Rp 100 juta lebih demi kulakan baju-baju muslim untuk menyambut Ramadan itu. “Sebagian besar (kulakan) dari Pasar Tanah Abang Jakarta dan sisanya ada dari Kebumen, Magelang, dan Yogya,” ujar Ratesih yang memiliki dua kios bernama Asifa Busana itu.
Ratesih menuturkan, momen Ramadan hingga libur lebaran merupakan momen paling menguntungkan dan disambut gembira para pedagang Beringharjo. Sebab omset harian mereka bisa meningkat hingga tiga kali lipat. Khususnya busana muslim. “Kalau hariannya (omset) cuma Rp 5 juta, pas ramadan-lebaran sehari bisa Rp 15 juta,” ujarnya.
Terlebih mulai 11 April 2018 ini Pasar Beringharjo yang berada di ujung jalan Malioboro itu mulai beroperasi sampai malam sekitar pukul 21.00 WIB. Bukan hanya sampai pukul 17.00 WIB.
Ratesih menuturkan, saat ini dagangannya yang paling laris dan banyak dicari yakni busana muslim berupa jersey atau kain high cone dengan kombinasi batik. Harganya per potong Rp 100-300 ribu.
Pedagang lain di Beringharjo, Ambar Yulianingsih, 49, menuturkan juga sudah mulai menyiapkan stok khususnya baju gamis batik yang biasanya diburu wisatawan saat momen Ramadan. “Pedagang dari Pekalongan, Solo dan Yogya sebelum puasa begini mulai gerak menawarkan dan saya ambil banyak untuk stok,” ujar Ambar.
Ambar menuturkan, momen Ramadan tak boleh dibiarkan dengan hanya mengandalkan stok seadanya karena permintaan amat tinggi sehingga ia harus jeli membaca model apa yang disukai. “Omset harian saat Ramadan dan libur lebaran bisa sampai Rp 10 juta lebih, stok harus lebih banyak,” ujarnya.