TEMPO.CO, JAKARTA - Presiden Mastercard Divisi Indonesia, Malaysia, dan Brunei, Safdar Khan mengatakan Indonesia berada di posisi ke dua dengan skor 72,8 wisata islam versi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018 kategori negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
"Berdasarkan indeks kami, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi halal utama berkat dukugnan dari kementerian pariwisata Indonesia," ujar Safdar dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 April 2018.
Posisi tersebut setara dengan Uni Emirat Arab sementara Malysia menempati posisi pertama dengan skor 80,6. Sementara untuk negara non-OKI, Singapura menempati posisi pertama dengan skor 66,2. Kemudian menyusul Thailand dengan skor 56,1, Inggris 53,8, dan Jepang 51,4.
Simak: Ingin Wisata Halal? Cek Destinasi dan Penginapannya
GMTI adalah penyedia data berbasis wawasan yang membantu negara destinasi wisata, jasa perjalanan, dan investor untuk mengetahiui perkembangan dan pertumbuhan segmen wisata muslim. Indeks tahun 2018 ini merupakan hasil kerja sama antara Mastercard dengan CresentRating.
Menurut studi GMTI 2018, kata Safdar, diperkirakan akan bertumbuh dengan pesat dan akan mencapai USD 220 miliar pada tahun 2020. Bahkan, pasar ini diperkirakan akan tumbuh mencapai USD 300 miliar pada tahun 2026.
Pada tahun 2017, jumlah total kedatangan wisatawan muslim secara global mencapai 131 juta orang. Hal tersebut meningkat dari tahun 2016 yang mencapai 121 juta orang. Jumlah kedatangan wisatawan tersebut diperkirakan meningkat hingga 156 juta orang pada tahun 2020.
Wilayah ASEAN diperkirakan akan kedatangan lebih dari 18 juta wisatawan muslim pada tahun 2020. Jumlah tersebut mewakili hampir 15 persen dari total pengunjung wisata yang datang.
"Seluruh 130 destinasi di GMTI 2018 dinilai berdasarkan beberapa kriteria, dengan metrik pengukuran baru yang ditambahkan dalam penelitian tahun ini," ucap Safdar.