TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) menilai menutup akses Facebook di Indonesia akibat penyalahgunaan data pengguna oleh pihak ketiga bukan solusi. Deputi Direktur Riset Elsam Wahyudi Djafar mendorong pelaksanaan audit bersama pemerintah dan Facebook untuk mengetahui letak pelanggaran, data apa yang dibocorkan, serta data apa yang dipindahtangankan.
"Saya tidak bersepakat jika Facebook harus diblokir atau dilakukan penutupan. Itu lebih banyak mudaratnya. Menurut saya, lebih baik dilakukan investigasi, lalu menentukan bentuk pemulihannya apa? Sanksi seperti apa? Ke depan, harus melakukan apa mereka," tutur Wahyudi di Jakarta, Rabu, 11 April 2018.
Baca: Ancam Tutup Facebook, Rudiantara Sebut 2 Alasan Utama Ini
Isu tentang pemblokiran atau penutupan, ucap dia, biasanya berangkat dari isu konten, tapi untuk Facebook berawal dari isu data pribadi pengguna layanan. Seperti Telegram dan Tumblr yang aksesnya ditutup oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika karena adanya konten yang dianggap ilegal, misalnya konten pornografi.
"Itu isunya kan ada konten yang dianggap ilegal, kemudian ditutup. Sedangkan Facebook selama ini tidak ada laporan menyebarkan konten ilegal. Jadi, alasannya apa kalau dilakukan penutupan?" ujar Wahyudi.
Apabila Facebook ditutup, dia khawatir justru akan membatasi hak informasi publik yang selama ini dapat berkomunikasi melalui Facebook serta mengambil informasi dari media sosial tersebut. Selain dilakukan audit bersama, pihaknya mengusulkan adanya mekanisme pemulihan terhadap pengguna Facebook yang dilanggar privasinya, kemudian kewajiban yang harus dibebankan kepada Facebook, misalnya memperbarui term of service atau privacy policy agar sesuai dengan ketentuan privasi.
Hal tersebut dilakukan agar praktik-praktik pemindahtanganan atau penyalahgunaan data tidak terjadi lagi. Selain itu, ke depan, Facebook perlu didorong mendidik pengguna layanannya, tidak hanya melakukan perekaman terhadap data-data atau konten yang diunggah di Facebook untuk keperluan pengumpulan data skala besar.