TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Pengolahan Pertamina Toharso menyebut pipa bawah laut penyalur minyak mentah yang mengalami kebocoran di Balikpapan sudah berusia 20 tahun.
"Tapi bukan berarti pipa itu sudah harus diganti. Usia pipa bisa lebih dari 20 tahun," ujar Toharso di ruang rapat Komisi VII, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa, 10 April 2018.
Soalnya, lanjut Toharso, pipa tersebut terbentuk dari berbagai lapisan. Menurut dia, pipa tersebut terbuat dari baja yang dilapisi oleh antikarat dan beton sebelum ditenggelamkan ke bawah laut. Dengan begitu, kata Toharso, pipa tersebut dapat bertahan lama.
Ia menyebut Pertamina secara rutin melakukan inspeksi terhadap pita itu. Terakhir, pipa sepanjang 20 kilometer dengan diameter 48 sentimeter itu diinspeksi tahun 2016 lalu.
Simak: Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina di Teluk Balikpapan
"Hasil inspeksi itu berlaku selama tiga tahun. Selain itu pipa itu juga terdaftar dan ada di peta," tutur dia.
Toharso mengakui memang alat-alat sistem pengontrolan dari pipa yang dibangun pada tahun 1998 itu belum memiliki sistem pengamanan tercanggih. Sistem penutupan katup, lanjut dia, masih dilakukan secara manual.
Berbeda dengan alat sistem pengendalian yang dibangun saat ini. Menurut dia, dengan sistem pengamanan terbaru katup pipa penyalur minyak mentah akan tertutup secara otomatis jika ditemukan gangguan tekanan.
"Terus terang saja pipa ini belum sebagus itu shutdown valve-nya. Masih manual. Tapi ada tanda ketika tekanan turun, makanya kami matikan," ucap Toharso.
Direktur Pengolahan ini pun menyatakan kedepannya Pertamina akan memasang sistem pengamanan emergensi dalam bentuk digital. Sehingga jika terjadi kejadian serupa, katup pipa akan tertutup secara otomatis.
Seperti diketahui sebelumnya, tumpahan minyak mentah yang diikuti dengan kebakaran itu terjadi pada Sabtu, 31 Maret 2018. Insiden tersebut mengakibatkan lima orang tewas. Pipa yang menghubungkan Terminal Crude Lawe-lawe dengan Kilang Balikpapan itu diketahui patah.
Hingga saat ini tim investigasi gabungan pemerintah maupun Pertamina sedang menelusuri penyebab kebocoran tersebut. Toharso pun memastikan investigasi soal penyebab kebocoran minyak mentah Pertamina akan selesai dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat, kami sudah minta investigasi untuk cepat," tutur dia.