TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Herman Khaeron menyayangkan dugaan kelalaian yang dilakukan PT Pertamina dalam kasus kebocoran minyak mentah di Teluk Balikpapan beberapa waktu lalu.
"Menurut saya, ini memang ada unsur kelalaian dari Pertamina," ujar Herman di ruang rapat Komisi VII, Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 10 April 2018.
Herman mengatakan, menurut laporan, kebocoran pertama dideteksi pada Sabtu, 31 Maret 2018, pukul 03.00. Kemudian kebocoran disusul dengan kebakaran sekitar pukul 10.00. Kebakaran itu memakan lima korban jiwa, yang terdiri atas nelayan dan pemancing.
Simak: Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina di Teluk Balikpapan
Pertamina, Herman melanjutkan, seharusnya memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tindakan proteksi area kebocoran sesuai dengan emergency respond procedure.
"Rentang waktu tujuh jam itu seharusnya cukup untuk mengerahkan segala potensi untuk memproteksi area kebocoran. Ini kan aneh. Pertamina harusnya sudah tau soal langkah tanggap ini," tuturnya.
Selain itu, Herman menyayangkan Pertamina yang baru mengakui tumpahan 40 ribu barel minyak mentah itu miliknya dua hari setelah kejadian. Pada Selasa, 3 April 2018, Pertamina baru menyebut minyak mentah yang bocor itu berasal dari pipa bawah laut yang mengarah dari terminal Lawe-lawe, Kalimantan Timur, menuju kawasan kilang minyak Balikpapan.
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan minimnya visibilitas akibat air di wilayah teluk yang tidak jernih menjadi penyebab lamanya pengumuman kebocoran tersebut. Menurut dia, pihaknya perlu mengecek secara saksama pipa bawah laut sepanjang 3,6 kilometer dari total 4,5 kilometer untuk menemukan titik kebocoran.
"Sudah disampaikan juga oleh Direktur Kriminal Khusus Polda Balikpapan kalau jarak pandang teluk hanya 50 sentimeter," ucapnya.
Barulah pada Selasa sore, 3 April 2018, kata dia, ditemukan titik bocor menggunakan foto dari alat pemindai sonar. Didapati bahwa pipa telah putus dan terseret sejauh sekitar 120 meter.
Hingga saat ini, tim investigasi gabungan pemerintah ataupun Pertamina sedang menelusuri penyebab kebocoran tersebut. Toharso pun memastikan investigasi mengenai penyebab kebocoran minyak mentah Pertamina akan selesai dalam waktu dekat.