Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tingkat Inklusi Layanan Laku Pandai Meningkat 43 Persen

image-gnews
Peluncuran Layanan Laku Pandai, dari kiri - kanan: Ahmad Fuad Rahmany, Ahmad Fuad, Asmawi Syam, Muliaman D.Hadad, Kusumaningtuti, A.Toni Soetirto, Besem Gombo.
Peluncuran Layanan Laku Pandai, dari kiri - kanan: Ahmad Fuad Rahmany, Ahmad Fuad, Asmawi Syam, Muliaman D.Hadad, Kusumaningtuti, A.Toni Soetirto, Besem Gombo.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Peneliti LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Chaikal Nuryakin menuturkan, dalam risetnya ditemukan adanya pertumbuhan akses masyarakat terhadap layanan inklusi keuangan. Baik melalui Laku Pandai ataupun layanan keuangan digital. Berdasarkan hasil riset tersebut, tingkat inklusi layanan laku pandai mencapai 43 persen.

“Akses terhadap laku pandai mendorong pertumbuhan kepemilikian rekening menjadi 25 persen dan layanan keuangan digital sekitar 5 persen,” tutur Chaikal di Hotel Borobudur, Selasa, 10 April 2018.

Baca: 65 Persen Pengguna Laku Pandai Berpenghasilan di Bawah Rp 2 Juta

Menurut Chaikal, biaya akses yang lebih rendah menjadi salah satu alasan masyarakat beralih ke laku pandai. Kualitasnya pun, kata Chaikal, lebih baik dibandingkan dengan layanan keuangan non bank dan non formal lainnya,

Chaikal menyarankan, agen laku pandai sebaiknya juga dibekali dengan sarana dan sistem pembukaan rekening yang sederhana. Sehingga pertumbuhan akses layanan iklusi keuangan sejalan dengan pertumbuhan pembukaan rekening baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hambatan yang masih terjadi dalam pertumbuhan inklusi, ujar Chaikal, dikarenakan sebagian responden belum mengetahui adanya layanan tersebut. “Indikasi lainnya ada biaya yang lebih tinggi terutama untuk penarikan,” tutur Chaikal.

Penelitian tersebut dilakukan di 10 provinsi dan 22 kabupaten dan kota, terdapat 1.38 responden, yang terdiri dari 223 pengguna layanan keuangan digital, 448 pengguna laku pandai, dan 357 bukan pengguna kedua layanan tersebut.

Baca berita lainnya tentang Laku Pandai di Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Modal Usaha, Begini Kerja Sama Pinang Dana Talangan dengan Agen BRILink

13 April 2023

Agen BriLink
Bantu Modal Usaha, Begini Kerja Sama Pinang Dana Talangan dengan Agen BRILink

Bank Raya telah membantu lebih dari 21.000 Agen BRILink di seluruh Indonesia untuk mengakses produk pinjaman produktif Pinang Dana Talangan.


bank bjb Apresiasi Agen Laku Pandai

28 Januari 2023

bank bjb Apresiasi Agen Laku Pandai

Program promosi Racing Payment Agen bjb BiSA! berlangsung dari 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Januari 2023.


Cara OJK Ubah Paradigma Masyarakat Soal Perbankan

10 November 2019

Nurdin Abdullah (kanan) dan Andi Sudirman Sulaiman (kiri) setelah dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, 5 September 2018. TEMPO/Ahmad Faiz
Cara OJK Ubah Paradigma Masyarakat Soal Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional VI Sulawesi, Maluku, Papua mendorong bertambahnya UMKM yang mendapat akses kredit perbankan.


65 Persen Pengguna Laku Pandai Berpenghasilan di Bawah Rp 2 Juta

10 April 2018

Ilustrasi menghitung uang. shutterstock.com
65 Persen Pengguna Laku Pandai Berpenghasilan di Bawah Rp 2 Juta

Peneliti LPEM Universitas Indonesia mengatakan 65 persen pengguna Laku Pandai berpenghasilan di bawah Rp 2 juta.


26 Persen Agen Laku Pandai Merugi

4 Desember 2017

Menteri Keuangan Sri Mulyani, memberikan kuliah umum bertema
26 Persen Agen Laku Pandai Merugi

Hasil survie keagenan Inklusi atau Laku Pandai di Indonesia menunjukan kenaikan pesat dari 700 agen di 2014 menjadi 1.300 di 2017.