TEMPO.CO, Madiun -PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun mencatat keterlambatan perjalanan kereta akibat kecelakaan kereta api Sancaka dengan truk trailer di Ngawi, Jawa Timur, mulai berkurang. Pada Selasa pagi, 10 April 2018 atau empat hari pasca insiden pada Jumat pekan lalu, molornya kedatangan kereta tidak lebih dari 60 menit.
Kedatangan kereta di Stasiun Madiun kali ini lebih cepat dibanding dengan beberapa hari lalu. Adapun keterlambatan sebelumnya berkisar antara 1 hingga 9 jam. “Alhamdulillah, pagi tadi jadwal sudah mulai kembali normal,’’ kata Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Supriyanto, Selasa, 10 April 2018.
Baca juga: Jasindo Bayar Klaim Asuransi Korban Kecelakaan KA Sancaka
Berdasarkan pantauan petugas PT KAI, ia melanjutkan, sedikitnya ada delapan kereta yang mengalami keterlambatan dengan durasi antara 27 hingga 47 menit. Kereta itu di antaranya Matarmaja yang molor 35 menit dari jadwal 02.54, Bima terlambat 33 menit dari jadwal 03.15, Gajayana molor 36 menit dari jadwal 04.30, dan Brantas lambat 47 menit dari jadwal 04.50.
Hingga kini, Supriyanto menuturkan, pihaknya terus berusaha memperlancar perjalanan kereta yang melintas di jalur selatan. Upaya yang dilakukan dengan mengganti rel sepanjang 200 meter yang rusak akibat kecelakaan di kilometer 215+8 antara Stasiun Kedungbanteng-Walikukun, Ngawi. Adapun tujuannya agar kereta dapat melaju dengan kecepatan normal, yakni antara 85 – 90 kilometer perjam.
Hari ini, ia mengatakan, kecepatan kereta ditargetkan mencapai 40 kilometer per jam. Sebab, perawatan dan penguatan jalur telah dijalankan dengan menggunakan mesin berat mesin perawatan jalan rel. Normalisasi itu dilakukan di sela-sela jadwal perjalanan kereta. “Agar tidak mengganggu perjalanan KA,’’ ucap Supriyanto.
Kecelakaan kereta api Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya dengan truk trailer terjadi di perlintasan liar tanpa palang pintu Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan. Masinis kereta meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan asisten masinis dan tiga penumpang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.
Kecelakaan kereta api Sancaka itu terjadi ketika truk trailer untuk proyek double track tiba-tiba mati mesin di perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Saat itu pula, kereta Sancaka melaju meuju Surabaya tengah melintas. Kecelakaan tak terhindarkan. Truk ringsek, lokomotif dan tiga kereta anlok dari rel. Selain itu, satu mobil Toyota Avanza yang berada di lokasi kejadian juga terkena imbasnya.