TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berpatroli membersihkan sisa-sisa tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan. Setidaknya ada enam titik yang menjadi perhatian yakni Area Jetty, Semayang hingga Balikpapan Plaza, Kampung atas Air hingga Kampung Baru Ulu, Penajam, Teluk Balipapan dan Kariangau.
"Hingga hari ini, Pertamina masih menurunkan 3 kapal patroli di zona 1, 2 dan 3 dan 12 kapal stanby terdiri 7 unit tugboat, 3 unit Barge, 4 unit Aluminium boat," ujar Region Manager Communication dan CSR Kalimantan Yudy Nugraha lewat keterangan tertulis, Senin, 9 April 2018.
Baca: Tumpahan Minyak Pertamina, Walhi Sebut Dampak Ekonomi dan Ekologi
Tumpahan minyak mentah yang diikuti dengan kebakaran itu terjadi pada Sabtu, 31 Maret 2018. Insiden tersebut mengakibatkan lima orang tewas. Pipa yang menghubungkan Terminal Crude Lawe-lawe dengan Kilang Balikpapan itu diketahui patah.
Pipa terbuat dari baja berdiameter 20 inci dan ketebalan 12 milimeter. Hasil pemeriksaan, pipa yang berada di kedalaman 25 meter itu bergeser hingga 120 meter dari posisi awalnya. Penyebab patahnya pipa belum diketahui, dugaan sementara karena ditabrak jangkar kapal. Investigasi teknis tengah dilakukan.
Namun yang pasti, analisa dari satelit Sentinel 1A hasil akuisisi pada tanggal 2 April 2018, menunjukkan luasan tumpahan minyak mencapai 12.987,2 hektare dan disinyalir semakin meluas akibat pengaruh arus dan gelombang.
Yudy mengklaim, secara visual, wilayah perairan Balikpapan sudah bersih. "Namun, masih perlu dilakukan pembersihan sisa-sisa lapisan film minyak. Demikian halnya di titik pemukiman, perlu penanganan khusus sisa-sisa ceceran yang menempel di tanaman dan juga perairan di bawah pemukiman warga," ujarnya.
Dari enam titik tersebut, penanggulangan Area Jetty secara garis besar telah selesai pada Ahad, 8 April 2018. "Namun tetap dilakukan patroli serta penghisapan sisa sisa minyak yang terkumpul, serta penanggulangan film minyak tipis," katanya.
Sementara di area Semayang-Balikpapan Plaza, menurut Yudy, daerah sekitar pesisir dan perairan telah ditanggulangi dan secara visual bersih di permukaan. "Adapun langkah selanjutnya yang saat ini dilakukan adalah identifikasi area batuan, dinding, maupun material lain yang sempat kontak dengan kontaminan," ujarnya.
Di Kampung atas air hingga Kampung Baru Ulu masih terdapat lapisan film pada perairan yang dapat berasal dari minyak yang terperangkap maupun kontak dengan sampah domestik yang berada di bawah perumahan warga. Untuk area pesisir Kariangau, pembersihan masih terus dilakukan dengan menurunkan patroli kapal untuk penyisiran.
Sementara di Penajam, area perairan diklaim Pertamina telah bersih sejak Jumat, 6 April 2018. Demikian juga dengan area Teluk Balikpapan. "Namun patroli kapal terus dilakukan selama empat kali sehari," ujarnya.