TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendukung PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo IV) untuk memperluas pelayanan ekspor langsung rute Balikpapan-Shanghai melalui terminal peti kemas milik PT Kaltim Kariangau Terminal. “Momen ini merupakan bentuk kehadiran BUMN untuk negeri yang menjadi pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun pertumbuhan ekonomi daerah Kalimantan Timur," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 9 April 2018.
Direct call dari PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) ini akan menjadi hub internasional untuk wilayah Kalimantan Timur. Untuk skala lebih luas, pelaksanaan direct call melalui Pelabuhan Balikpapan telah memberikan stimulus positif bagi perekonomian Kalimantan Timur dan sekitarnya. Salah satunya dengan menekan biaya logistik US$ 300-500 per kontainer serta memangkas durasi pengiriman komoditas ke sejumlah negara tujuan ekspor.
Simak: Pelindo III Terapkan Digitalisasi Layanan Pengurusan Kapal
Pelindo IV mencatat adanya sejumlah manfaat nyata, antara lain penurunan biaya dan waktu hingga 50 persen. Selain itu, direct call berhasil menjaga kualitas produk ekspor sebagai akibat waktu tempuh yang makin singkat dan kualitas pendingin kontainer minus 20 derajat.
Waktu untuk distribusi barang ekspor bisa ditekan menjadi kurang dari 20 hari sehingga kualitas barang dapat terjaga sampai di pelabuhan tujuan. Harga ekspor tetap dapat terjaga, yang pada gilirannya sebagai upaya nyata untuk menekan biaya logistik nasional.
Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung menjelaskan, atas efisiensi waktu tersebut, biaya per kontainer dapat berkurang, dari sebelumnya Rp 4 juta menjadi Rp 792 ribu per kontainer. Sedangkan untuk direct call dari Balikpapan, dalam perhitungan Pelindo IV, lama waktu ekspor ke Shanghai, Cina, akan terpangkas menjadi sembilan hari.
Pelindo IV dan KKT optimistis upaya ekspor langsung ini akan meningkatkan ekspor ataupun impor melalui KKT. “Tentunya dengan melihat potensi komoditas yang tidak hanya berasal dari Kaltim (Kalimantan Timur) dan Kaltara (Kalimantan Utara), tetapi juga dari Kalimantan Selatan dan provinsi lainnya di Pulau Sulawesi,” ujar Doso.